Aksi Prabowo Gebrak Podium, TGB: Tegas Bukan Berarti Tidak Sopan

TGB mengingatkan, seorang pemimpin harus menjaga tutur katanya agar dapat menjadi contoh baik bagi masyarakat.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 11 Apr 2019, 07:40 WIB
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi memberi penjelasan saat menjadi narasumber dalam diskusi di Jakarta, Kamis (7/2). Diskusi tersebut terkait Gerakan Menangkal Fitnah dan Hoax seputar agama. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi atau TGB menilai, aksi gebrak podium calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto saat kampanye di Yogyakarta tidaklah tepat untuk diperlihatkan kepada masyarakat.

"Kewajiban kita semua untuk menghadirkan kata-kata baik di ruang publik. Dan kewajiban itu lebih kuat lagi bagi para tokoh yang menjadi panutan dan diyakini sebagai pemimpin. Saya pikir masyarakat kita patronasenya masih kuat, sehingga ucapan, perilaku pemimpin itu bisa gampang sekali ditiru oleh pengikutnya," kata TGB di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Ia mengingatkan, seorang pemimpin harus menjaga tutur katanya agar dapat menjadi contoh baik bagi masyarakat. Ruang publik tidak seharusnya dikotori dengan ucapan yang tidak baik.

Selain itu, penilaian Prabowo sendiri bahwa ia tidak ingin pura-pura sopan untuk membela aksinya, dianggap TGB kurang tepat.

"Kan ketegasan itu tidak harus berarti tidak sopan, ketegasan itu tidak harus dengan kata kasar. Ketegasan bisa dengan penuh kesantunan, dengan diksi yang baik, yang tidak menyebabkan masyarakat terprovokasi atau emosi," kata TGB.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Alasannya Beralih Dukung Jokowi dari Prabowo

Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi memberi penjelasan saat menjadi narasumber dalam diskusi di Jakarta, Kamis (7/2). Diskusi tersebut terkait Gerakan Menangkal Fitnah dan Hoax seputar agama. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tuan Guru Bajang (TGB) menegaskan lagi alasannya kini mendukung Jokowi setelah pada Pilpres 2014 mendukung Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. Pertama, dia mengaku tidak sempat untuk berinteraksi dengan kedua calon tersebut.

"Kedua, ada permintaan dari orang yang saya hormati untuk saya mendukung," tutur TGB di Jalan Cemara, Menteng.

TGB mengatakan, ia mulai berubah pikiran untuk beralih mendukung Jokowi ketika melihat komitmen pemerintahannya yang luar biasa untuk NTB.

Menurutnya, dukungan kepada Jokowi untuk Pilpres 2019 ini juga sudah dinyatakannya jauh sebelum kampanye dilangsungkan. "Dari 2017 saya sudah saya sampaikan tapi memang tertutup kepada beliau (Jokowi)," jelasnya.

"Ketika saya mendeclare mendukung Jokowi 2018, banyak yang terkejut dan menganggap saya beralih, padahal saya tidak pernah berada di pihak Pak Prabowo, setelah 2014. Selebihnya, tentang tekanan saya bukan penakut, dan bukan dari keluarga penakut,” imbuh TGB.

TGB menambahkan, dukungannya untuk Jokowi sejak lama ini pun bisa diperiksa langsung. Sikap politik mendukung Jokowi ini juga ia anggap merupakan keputusan matang dari dirinya.

"Apapun masalah bisa saya klarifikasi dengan seterang-terangnya. Bagi saya, satu sikap politik pertanggungjawabannya tidak hanya pribadi saya, tapi juga kepda keluarga, masyarakat, dan kepada bangsa dan sejarah, kepada siapapun," ucap dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya