Pencatatan Perdana, Saham Capri Nusa Properti Naik 24 Persen

PT Capri Satu Nusa Properti Tbk (CPRI) resmi dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (11/4/2019).

oleh Bawono Yadika diperbarui 11 Apr 2019, 09:31 WIB
Pencatatan perdana saham PT Capri Nusa Satu Properti Tbk pada Kamis (11/9/2019) (Foto:Liputan6.com/Bawono Y)

Liputan6.com, Jakarta - PT Capri Satu Nusa Properti Tbk (CPRI) resmi dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (11/4/2019).

Perusahaan di bidang properti tersebut, menjadi emiten ke-9 di BEI pada 2019 atau perusahaan tercatat ke-627. 

Pada pencatatan perdana ini, saham CPRI naik 24 persen atau Rp 30 ke level Rp 155. Saham MTPS ditransaksikan sebanyak 89 kali dengan volume sebanyak 181.650 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 2,78 miliar.

Direktur Utama PT Capri Satu Nusa Properti Tbk, Jansen Surbakti menuturkan, saham Perseroan mengalami kelebihan pemesanan (oversubscribe) hingga 83 kali. Adapun jumlah saham Perseroan yang dilepas ke publik mencapai 683.375.000 unit. 

Jumlah saham itu sebesar 28,08 persen dari modal disetor dan ditempatkan CPRI setelah Penawaran Saham Perdana atau initial public offering (IPO). Dari aksi korporasi ini, Perseroan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 85,42 miliar.

Dana dari hasil IPO tersebut antara lain akan digunakan untuk menyelesaikan proyek convention center dan perkantoran di Jatiwaringin, Jakarta Timur. 

"Selain itu, dimanfaatkan untuk pembangunan resort and spa berstandar internasional di Nusa Penida, Bali," paparnya.

Dalam aksi korporasi ini, CPRI menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai perusahaan penjamin pelaksana emisi efek. 

Sebelumnya,  perseroan telah menggelar masa penawaran umum pada 29 Maret-4 April 2019. Masa penjatahan pada 8 April 2019, pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham dan waran secara elektronik pada 10 April 2019. Sedangkan tanggal efektif diraih pada 28 Maret 2019.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Emiten ke-9 Pada 2019

Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Capri Nusa Satu Properti Tbk akan mencatatkan saham perdana di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Kamis 11 April 2019.

Perseroan akan mencatatkan saham perdana dengan kode emiten CPRI. Capri Nusa merupakan emiten ke-9 yang tercatat di BEI sepanjang Januari-April 2019.

 Perseroan menawarkan 683.375.000 saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100. Harga saham perdana yang ditetapkan Rp 125. Jadi total dana yang diraup dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak Rp 85,42 miliar. Dana hasil IPO digunakan untuk menyelesaikan proyek convention center dan perkantoran di Jatiwaringin, Jakarta Timur. Selain itu untuk pembangunan resort dan spa berstandar internasional di Nusa Penida, Bali.

Sebelumnya perseroan telah menggelar masa penawaran umum pada 29 Maret-4 April 2019. Masa penjatahan pada 8 April 2019, pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham dan waran secara elektronik pada 10 April 2019. Sedangkan tanggal efektif diraih pada 28 Maret 2019. Perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Perseroan juga mengalokasikan saham sebanyak 200 ribu atau sebanyak 0,029 persen dari jumlah saham yang ditawarkan untuk program employee stock allocation atau ESA. Secara bersamaan juga perseroan menerbitkan sebanyak 68,33 juta waran seri I yang menyertai saham baru atau sebanyak 3,91 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.

Waran seri I diberikan secara cuma-Cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang 10 saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran dengan setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Waran seri I ini berjangka waktu tiga tahun.

 


Target BEI

Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 75 perusahaan baru akan melantai perdana di pasar modal tahun ini. Rencana tersebut masuk ke dalam program IDX Iniatives Go Public 2019.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengaku optimistis dengan target tersebut. Itu karena BEI sudah siapkan 5 langkah khusus dalam meraih tujuan itu.

"Strategi kita ada 5 yakni Go Public Branding, Institutional Relation, High Level Approach, Stakeholder Engagement, dan Issuer Incentive," ujarnya di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.

Dia menambahkan, 75 perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) itu terdiri dari perusahaan menerbitkan obligasi, melepaskan saham, dan menerbitkan kontrak investasi kolektik (KIK).

Dari 75 perusahaan yang akan IPO itu, lanjutnya, 57 di antaranya merupakan perusahaan yang akan mencatatkan saham (IPO melalui saham). Adapun saat ini didalam pipeline BEI terdapat 14 perusahaan yang akan menjadi perusahaan tercatat.

5 diantaranya bergerak disektor properti, real estate, consumer goods, infrastruktur, keuangan dan perdagangan. Sementara itu, untuk periode Januari 2019-20 Maret 2019 sudah ada 7 perusahaan tercatat yang melantai di bei.

Itu dengan total dana masyarakat yang berhasil dihimpun dari ketujuh perusahaan mencapai Rp 1.148 triliun.

"Dari bulan Januari sampai 20 Maret sudah ada 7 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Terbaru pagi tadi, Wahana Interfood Nusantara (COCO) IPO," pungkasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya