Surat Utang Saudi Aramco Jadi Rebutan Investor Dunia, Mengapa?

Saudi Aramco menerbitkan surat utang.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 11 Apr 2019, 19:00 WIB
Saudi Aramco

Liputan6.com, Riyadh - Nampaknya para investor dunia tengah jatuh hati pada penawaran surat utang (obligasi) yang dikeluarkan oleh perusahaan minyak Arab Saudi paling menguntungkan, Saudi Aramco.

Dilansir dari laman CNN, untuk pertama kalinya, Saudi Aramco menerbitkan surat obligasi internasional pada Selasa, 9 April 2019.

Permintaan obligasi ini pun mengalami peningkatan permintaan hingga 10 kali lipat atau mencapai USD 100 miliar atau Rp 1.415 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.150), padahal rencana awalnya penerbitan obligasi ini hanya sebesar USD 10 miliar atau Rp 141 triliun.

Namun sayangnya, pihak perusahaan enggan untuk memberi komentar terkait hal ini.

Biasanya, transaksi besar seperti ini akan membuat para investor meningkatkan pesanan meeka pada beberapa sekuritas untuk mendapatkan alokasi.

 


Rencana Awal Saudi Aramco

Ilustrasi Tambang Minyak 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Rencananya, mereka akan menjual beberapa saham Aramco ke publik pada tahun lalu, namun rencana IPO tersebut batal diwujudkan. Hal ini terjadi karena kurangnya transparansi atas besaran cadangan energi negara tersebut yang telah menyebabkan skeptisisme akan potensi penjualan dan nilai Aramco.

Sejak saat itu, cadangan energi Saudi yang telah diaudit mencapai 268,5 miliar barel, angka ini sedikit lebih tinggi dari sebelumnya yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Arab Saudi yaitu 266,3 mirial barel.

Awal bulan ini, Aramco mengeluarkan prospektus untuk penawaran obligasi yang menunjukkan perolehan keuntungan mencapai USD 111 miliar atau Rp 1.571 triliun pada tahun lalu. Ini menjadi kali pertama perusahaan raksasa minyak itu mengungkapkan rincian keuangan seperti ini ke publik.

Aramco mengatakan akan menggunakan hasil dari penjualan obligasi untuk kepentingan umum. Namun para investor berharap bahwa sebagian uang tersebut akan digunakan untuk membeli 70 persen saham Saudi Basic Industries Corporation (Sabic), yang merupakan perusahaan petrokimia milik Arab Saudi.

 


Rencana Penggunaan Hasil Penjualan

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. (Dan Kitwood/Pool via AP)

Salah seorang portfolio manager di SHUAA, Aarthi Chandrasekaran mengatakan, tingginya minat investor terhadap obligasi ini tidak membuatnya heran, karena Aramco merupakan perusahaan yang paling menguntungkan di dunia. Ia juga menambahkan jika Investor tidak terlalu khawatir akan keterlibatan pemerintah dalam mengatur keuangan Aramco.

Para pejabat Arab Saudi mengatakan, mereka menargetkan akan mendapatkan USD 100 miliar dari penjualan 5 persen saham Aramco dalam IPO. Nantinya, dana ini akan digunakan untuk membiayai visi baru Arab Saudi dalam bidang perekonomian pada 2030.

Arab Saudi telah melakukan upaya agresif untuk menarik para investor asing, mengingat negara ini mendiversifikasi ekonominya menjauh dari minyak. Meskipun hubungan dengan negara-negara Barat belakangan telah merenggang akibat pembunuhan junalis Jamal Khashoggi di Arab Saudi tahun lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya