Liputan6.com, Palembang - Pembunuhan sadis kembali terulang di Sumatera Selatan (Sumsel). Kali ini terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). AK (38) tega menghabisi nyawa ibu kandungnya SA (60), usai terlibat percekcokan.
Korban sendiri merupakan orangtua tunggal yang tinggal bersama dua orang anaknya. Dia yang menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi kedua anaknya.
Pada hari Rabu (10/4/2019) sore, sekitar pukul 17.00 WIB, pelaku merasa lapar dan meminta makan ke korban yang sedang ada di rumah.
Korban yang tercatat sebagai warga Desa Tanjung Agung, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU Sumsel ini, diduga tidak mau memberi makan ke anaknya.
Baca Juga
Advertisement
SA juga memarahi AK karena tidak mau bekerja, di tengah himpitan perekonomian yang kekurangan. Mendengar nasihat sang ibu, AK langsung naik pitam dan pergi ke dapur untuk mengambil senjata tajam (sajam) parang.
Pelaku langsung mendekati korban dan menyabet parang ke leher ibunya. Sontak tubuh korban langsung terjatuh ke lantai dengan kucuran darah yang deras.
Kasat Reskrim Polres Kabupaten OKU AKP Alex Andriyan, mengatakan pelaku mengakui bahwa dia merasa marah dengan ibunya yang membuatnya kesal dan emosi. Aksi sadisnya bahkan dilakukannya dengan kesadaran penuh.
“Saat mau makan, pelaku marah karena tidak diberi makan oleh ibunya. Pelaku juga kesal karena dibilang malas bekerja,” ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (11/4/2019).
Ketika melihat korban sudah bersimbah darah dan meninggal dunia, pelaku langsung pergi ke sumur untuk mencuci darah korban yang menempel di bajunya. AK lalu kabur membawa barang bukti sajam parang.
Pada hari Kamis dini hari, pelaku yang bersembunyi di rumah keluarganya, yang tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Kabupaten OKU langsung diamankan.
Teriakan Anak yang Terpasung
“Barang bukti berupa parang, kita temukan di tepi sungai, tak jauh dari rumahnya. Pelaku sengaja membuang barang bukti itu untuk menghilangkan jejak,” katanya di Kabupaten OKU Sumsel.
Kejadian pembunuhan ini ternyata terungkap saat adik pelaku yang berada di dalam rumah berteriak meminta tolong, pada Rabu malam sekitar pukul 23.30 WIB.
Para tetangga awalnya ragu, karena takut dengan adik pelaku yang mengalami gangguan jiwa dan dipasung di dalam rumah.
Teriakan yang tiada henti, membuat para warga penasaran dan mengintip ke dalam rumah dari balik jendela. Mereka terkejut begitu melihat tubuh korban sudah bersimbah darah di lantai.
“Warga langsung beramai-ramai masuk ke dalam rumah. Saat melihat kondisi korban, ternyata SA sudah meninggal dunia dengan kondisi leher nyaris putus,”ujarnya.
Warga setempat lalu melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Lengkiti. Polisi dibantu perangkat desa setempat langsung mengevakuasi jenazah dan melakukan visum.
Baca Juga
Advertisement