Liputan6.com, Jakarta FTV SCTV Jumat pagi ini berjudul Pak Guru Cintanya Real No Tipu Tipu. Kisahnya tentang Lukman yang baru saja pulang mengajar di SD Cihejo Kulon, tiba-tiba dapat kabar kalau abangnya, Deri meninggal dunia. Sontak saja Lukman bergegas ke rumah abangnya yang sudah sukses di Jakarta. Deri meninggalkan seorang putri yang bernama Wulan. Istrinya Deri sudah lama meninggal saat melahirkan Wulan.
Sesampainya di kota, Lukman memberhentikan sebuah taksi. Saat Lukman membuka pintu, bersamaan juga masuk Ranty dari pintu sebrang. Sontak saja Lukman berdebat dirinya dulu yang menyetop taksi. Ranty tidak mau kalah sambil menyuruh Lukman mengalah sama cewek.
Dan, di episode FTV SCTV kali ini juga dikisahnya Ranty juga sempat meremehkan penampilan Lukman yang kampungan dan menduganya tidak sanggup bayar taksi. Lukman makin marah. Tapi akhirnya sang supir menengahi meminta Lukman mengalah. Lukman akhirnya turun sambil kesal. Lukman pun menyetop ojek supaya tidak berebutan lagi sama orang dan langsung menuju rumah abangnya.
Sementara itu, masih dalam suasana duka, Lukman hanya bisa menenangkan Wulan yang terus menangis. Tiba-tiba datang seorang utusan bank yang mengabarkan kalau ternyata Deri memiliki hutang yang sangat besar karena beberapa bulan sebelum itu usaha Deri bangkrut.
Baca Juga
Advertisement
Lukman kebingungan tapi Wulan yang mendapati sebuah surat di kamar Deri memberikan surat itu kepada Lukman. Deri berpesan kepada Wulan untuk tinggal bersama Lukman dan menjual seluruh aset termasuk rumahnya untuk menutup semua hutang Deri. Singkat cerita rumah Deri dijual dan Wulan ikut bersama Lukman hidup di desa.
Bagaimana kisah FTV SCTV selanjutnya pagi ini?
Persetujuan Warga
Di sisi lain Ranty ditugaskan oleh atasan sekaligus pacarnya, Mario untuk meloby warga agar mau rumah warga tersebut di gusur dan dijadikan sebuah hotel. Ranty memang bekerja di perusahaan property. Ranty semangat menerimanya karena Mario menjanjikan akan mempromosikan Ranty naik jabatan kalau Ranty berhasil mendapatkan persetujuan warga tersebut. Berangkatlah Ranty ke desa Cihejo Kulon.
Di desa, Wulan banyak mengeluh dengan kondisi rumah Lukman yang kumuh. Bahkan untuk mandipun harus menimba air dari sumur. Lukman bilang rumah yang ditinggalinya adalah peninggalan orang tua Lukman. Dengan kata lain rumah kakek neneknya Wulan. Wulanpun terpaksa menerima. Lukman juga meminta Wulan melanjutkan sekolahnya di SD Cihejo Kulon. Wulan hanya mengangguk. Semenjak ayahnya meninggal Wulan jadi pendiam dan pemurung.
Keesokan harinya Wulan dibonceng Lukman naik sepeda menuju sekolah. Tiba-tiba ada mobil yang melindas genangan air hingga terciprat ke Lukman. Sontak saja Lukman menggedor kaca mobil. Betapa mengagetkan ternyata pengendara mobil itu adalah Ranty. Lukmanpun marah-marah. Lukman merasa apes setiap bertemu Ranty. Ranty menanggapi santai sambil menduga kalau Lukman hanya beralasan supaya dikasih uang. Ranty memberikan beberapa lembar uang. Sontak saja Lukman menolak sambil bilang kalau semua tidak bisa dibayar pakai uang. Lukmanpun melanjutkan perjalanannya ke sekolah.
Advertisement
Kikuk Dicairkan
Di sekolah Lukman memperkenalkan Wulan kepada siswa lain. Tentu saja Oji kembali berbuat ulah. Oji meledek kalau orang tua Wulan pasti bangkrut sampai harus pindah ke desa. Wulan tidak diam. Wulan membalas kalau orang tuanya memang bangkrut ditambah lagi sudah meninggal. Saat itu juga suasana hening. Wulan cari tempat duduk yang kosong. Oji merasa bersalah. Kekikukan itu dipecahkan Lukman yang melajutkan pelajaran.
Di sisi lain, Ranty tiba di rumah bibinya yaitu Bi Hindun. Rantypun menjelaskan maksudnya untuk tinggal beberapa hari di desa itu. Selain untuk menjalankan pekerjaannya, Ranty juga ingin dekat dengan adiknya yang sudah lama tidak bertemu. Tentu saja Ranty tidak menjelaskan kalau daerah itu akan digusur. Bi Hindun menerima dengan ramah.
Saat jam istirahat Wulan kembali menyendiri sambil mendengarkan walkman. Oji yang merasa bersalah mencoba meminta maaf kepada Wulan tapi Wulan menampiknya dan meninggalkan Oji begitu saja. Lukman yang daritadi memperhatikan mendekat. Lukman bilang kalau saat ini misinya sama yaitu membuat Wulan nyaman di desa itu dan sedikit melupakan duka karena meninggal ayahnya.