Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Hidayat Nur Wahid, mengapresiasi keberhasilan pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, dalam membuat anjuran menyantuni anak yatim, seperti yang tertuang dalam surat Al Maun, menjadi gerakan keumatan. Sebelum itu, anjuran menyantuni anak yatim hanya dianggap sebagai ajakan yang sifatnya normatif saja.
"Gerakan seperti ini harus diikuti oleh kita semua di zaman sekarang. Dalam kehidupan bernegara, kita harus merealisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya menjadikan Pancasila sebagai hapalan atau pengetahuan saja," ujarnya, di hadapan peserta Silaturrahmi Nasional (Silatnas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah Se Indonesia (PTMI), di Tower At Tauhid Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Kamis (11/4/2019).
Advertisement
Tema yang dibahas dalam Seminar itu adalah 'Gerakan Mahasiswa Islam, Memperkokoh Nilai - Nilai Berbangsa, Bernegara Guna Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Indonesia'. Ikut hadir dalam acara tersebut, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sukadiono.
Dalam kesempatan itu, Hidayat juga mengajak generasi muda untuk mengetahui dan mengenali jasa-jasa para ulama. Tujuannya, agar pemuda makin mencintai bangsa dan negaranya. Dengan mengenal jasa para pejuang, akan menjadikan pemuda rela menjaga dan mempertahankan bangsa dan negara.
"Bangsa Indonesia lahir berkat jasa-jasa para ulama. Karena itu para pemuda harus menjaganya agar bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya," kata dia.
Sementara itu, Sukadiono memohon doa restu terkait rencana pembangunan Tower At Taawun Universitas Muhammadiyah Surabaya. Peletakan batu pertama pembangunan tower ini akan dilaksanakan pada 23 April 2019. Rencananya, tower tersebut akan selesai pada 2021 dan menjadi menara tertinggi di seluruh perguruan tinggi Indonesia.
(*)