Rossi Punya Hak Membalap di MotoGP Sampai Tua

Valentino Rossi mendapatkan dukungan dari legenda MotoGP, Giacomo Agostini untuk membalap sampai tua.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2019, 18:30 WIB
Pembalap Yamaha Valentino Rossi (10/3/2019). (AFP/Karim Jaafar)

Liputan6.com, Jakarta Legenda MotoGP, Giacomo Agostini mengatakan Valentino Rossi punya hak untuk membalap sampai tua. Juara dunia 15 kali itu mengatakan Rossi bisa melakukan itu selama dia masih menyukai balapan.

Hal ini disampaikan Agostini dalam wawancaranya dengan Paddock TV seperti yang dilansir Tutto Motori.

Rossi genap menginjak usia 40 tahun pada Februari lalu, dan dipastikan tetap balapan di MotoGP setidaknya sampai akhir 2021. Banyak pihak berharap ia tetap balapan sampai usia 46 tahun, namun tak sedikit juga yang yakin sudah waktunya The Doctor gantung helm.

Hal ini menyusul fakta bahwa Rossi belum juga meraih gelar dunia lagi sejak 2009, namun Agostini yakin rider Italia tersebut punya hak sepenuhnya untuk melanjutkan karier selama masih termotivasi dan bahagia.

"Semua orang tahu apa yang mereka inginkan, dan semua orang tahu apa yang cocok untuk dirinya sendiri. Jika Vale merasa oke-oke saja tak menang lagi, dan puas finis ketiga, keempat, kelima atau keenam, mengapa tidak?" ujarnya.

Agostini juga yakin tak ada alasan bagi Rossi untuk pensiun selama ia mendapat dukungan penuh dari Yamaha di MotoGP. "Selama mereka memberinya motor, selama ia bahagia, ia punya hak untuk tetap melanjutkan karier. Ia sudah mencoba meraih gelar selama 9 tahun terakhir," lanjutnya.

 

Video Rossi


Kritik Performa Ban

Rider Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi di MotoGP Qatar 2019. (Twitter/MotoGP)

Di lain sisi, Agostini juga mengakui bahwa perebutan gelar dunia bakal sulit bagi Rossi, karena para rivalnya punya performa yang sangat kuat. Apalagi persaingan MotoGP beberapa tahun terakhir sangat ditentukan oleh ban.

"Saya rasa balapan-balapan berikutnya bakal lebih sulit, karena Marc Marquez selalu 'menggoda' mereka. Selain itu, ada masalah pada ban. Contohnya Andrea Dovizioso, yang mengaku tak bisa bersaing dengan Vale ketika performa bannya drop," tuturnya.

"Jujur saja, saya bertanya-tanya, pabrikan seperti Ducati, Honda, dan Yamaha menghabiskan berjuta-juta euro untuk mengembangkan motor, menggaet rider terbaik, tapi kemenangan justru ditentukan ban. Mungkin saja kita lihat Vale finis ketujuh atau kedelapan gara-gara ban. Saya rasa ini tidak bagus," pungkasnya.

Sumber: Bola.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya