Xiaomi Siapkan SUV Murah, Harga Mulai Rp180 Jutaan

Xiaomi rupanya tak puas hanya bermain di dunia smartphone. Merek asal Cina itu memiliki produk sepeda, skuter otopet, peralatan elektronik, perlengkapan olah raga, pakaian sampai pensil.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2019, 11:00 WIB
Bestune T77 menjadi basis SUV murah Xiaomi (ist)

Liputan6.com, Beijing - Xiaomi rupanya tak puas hanya bermain di dunia smartphone. Merek asal Cina itu memiliki produk sepeda, skuter otopet, peralatan elektronik, perlengkapan olah raga, pakaian sampai pensil. Kini Xiaomi siap-siap memperkenalkan SUV murahnya.

Dilansir dari situs Androidpit, Xiaomi disebut menjalin kerja sama dengan manufaktur mobil, Bestune (FAW Car Co). Mereka mengambil langkah berani untuk merilis produk otomotif berjenis mobil. Meski begitu, bukan langsung memproduksi mobil dari pabrik mereka. Lebih kepada rebadge pada produk yang dibikin oleh pabrik mobil, Bestune. Mungkin dengan sejumlah penyesuaian di sektor teknologinya.

Disebut dengan Xiaomi Redmi Car, diambil dari basis Bestune T77. SUV dengan dimensi 4.525 x 1.845 x 1.615 mm dengan bobot 1.455 kg itu ditenagai mesin 1,2 liter turbocharger dengan transmisi manual 6-speed. Tenaga yang dipunya mencapai 141 Tk dan torsi puncak 204 Nm. Dari profil samping, mobil itu mengingatkan dengan bahasa desain Land Rover Range Rover dengan atap menurun di bagian belakang. Desain atap juga floating dengan pilar

Meski berlabel Xiaomi, jangan harapkan soal mobil listrik. Mobil ini masih memakai mesin dengan sistem pembakaran konvensional, tanpa ada pilihan jantung elektrik. Sedang pada hasil persetujuan sebelumnya, dikatakan Xiaomi akan berkolaborasi dengan Faw Car Co untuk mengembangkan sistem yang menawarkan privasi hebat antara pengguna dan mobilnya. Sistem konektivitas berbasis Artificial Intelligence ini bernama Xiao AI.

 

 


Selanjutnya

Sebelumnya, Bestune T77 memang sempat kami ulas memiliki sistem pemandu artifisial yang futuristik. Ada sosok virtual yang siap menjadi pendamping pengendaraan. Visualisasinya pun berbentuk holografik di dasbor, keren dan canggih. Belum jelas, apakah Xiao AI akan lebih canggih dari sistem ini.

Soal harga, bukan Xiaomi namanya kalau tidak bersaing. Malah cenderung murah untuk ukuran mobil SUV. Kala dikonversi, mobil Xiaomi Redmi Car ditawarkan mulai dari Rp 189 jutaan dan yang termahal sekitar Rp 282 jutaan. Rentang itu diisi oleh enam varian yang ditawarkan. Soal detail spesifikasi dan fitur lainnya, masih ditahan oleh pihak Xiaomi. Meski begitu, ekspektasi hadir kunci pintar yang bisa terhubung dengan smartphone dan mobil. Diklaim juga, Redmi Car menawarkan fitur jempolan bagi penggunanya. Sayang, mobil itu khusus pasar Cina untuk saat ini.

Sumber: Oto.com


Otopet Listrik Telan Korban Jiwa Pertama

Semakin pesatnya perkembangan teknologi berdampak terhadap beragam ala transportasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Misalkan saja otopet listrik yang disemati oleh motor elektrik, sehingga bisa digunakan sebagai alat transportasi untuk orang dewasa. 

Berkembangnya jenis alat transportasi tersebut juga menimbulkan masalah baru. Bahkan otopet listrik juga sudah menelan korban jiwa pertamanya. Dilansir El Pais, wanita berusia 90 tahun asal Barcelona tewas akibat tertabrak oleh otopet listrik yang melaju 30 kpj.

 

 
 

 

Wanita tua tersebut tertabrak saat berjalan di trotoar kawasan rambla del Carme de Esplugues. Kepalanya membentur trotoar dan berada di kondisi kritis saat dilarikan ke rumah sakit. Beberapa hari kemudian, korban mengembuskan napas terakhirnya.

Otopet listrik tersebut digunakan oleh dua pria. Sang pengemudi diduga sedang menggunakan smartphone untuk melihat sistem navigasi. Artinya, sang pengemudi tidak memperhatikan jalan saat berkendara. 

Otopet listrik sendiri sudah cukup lama digunakan di Spanyol, kebedaraannya menjadi permasalahan tersendiri. Karena secara hukum, otopet listrik tidak dianggap sebagai kendaraan, sehingga hanya bisa digunakan di area sepeda, pejalan kaki, dan bukan untuk jalan raya.

Dilansir Autoevolution, beberapa kota melarang penggunaannya karena dianggap terlalu kencang dan berbahaya untuk area trotoar yang sudah padat. Madrid sudah melarang penggunaannya. Barcelona dan Valencia melarang perusahaan rental otopet listrik beroperasi.

 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya