Liputan6.com, Jakarta Seorang bayi hadir di dunia dengan memiliki 'tiga orangtua.' Dia dilahirkan dengan sebuah prosedur yang dikenal kontroversial di dunia kesehatan.
Anak itu lahir dari seorang perempuan Yunani yang memiliki masalah kesuburan. Ibu 32 tahun itu dilaporkan empat kali gagal melakukan fertiliasi in vitro (IVF) atau bayi tabung.
Advertisement
Melansir New York Post pada Jumat (12/4/2019), para dokter di Spanyol akhirnya menggunakan teknik maternal spinal transfer (MST) untuk mengambil DNA dari salah satu sel telurnya dan dipindah ke sel telur lain sebelum dibuahi dengan sperma.
Proses ini membuahkan hasil. Pada Rabu lalu, wanita ini melahirkan anak laki-laki sehat dengan berat sekitar 3 kilogram.
"Sebagai ilmuwan Yunani, kami sangat bangga mengumumkan inovasi internasional dalam layanan bantuan reproduksi kami dan kami sekarang berada dalam posisi untuk memungkinkan perempuan dengan banyak kegagalan IVF atau penyakit genetik mitokondria langka, untuk memiliki anak yang sehat," kata Dr. Panagiotis Psathas, presiden Institute of Life.
Simak juga video menarik berikut ini:
Pertentangan dengan Moralitas
Psathas mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk terus membantu banyak pasangan dengan masalah kesuburan agar memiliki anak dengan DNA-nya sendiri tanpa bantuan donor sel telur.
Meski terlihat menjanjikan, namun prosedur ini mengundang pro dan kontra. Di Amerika Serikat, teknik ini sudah dilarang.
César Palacios-González, profesor etika dari University of Oxford mempertanyakan tentang moralitas penggunaan MST untuk pengobatan infertilitas terkait penyakit genetik. Sementara, Dr. Nuno Costa-Bourges menyatakan bahwa ini sama seperti donor sel telur, namun di sini, 99 persen gen bayi berasal dari ibu dan ayah.
"Untuk beberapa pasien, sangat sulit untuk menerima bahwa mereka tidak bisa hamil dengan sel telur mereka sendiri," kata Bourges.
Advertisement
Bukan Pertama Kalinya
Bayi ini merupakan kedua yang lahir dari teknik tersebut. Sebelumnya, New Scientist menyatakan bahwa seorang anak lahir menggunakan prosedur tersebut sehingga memiliki 'tiga orang tua.'
Anak asal Meksiko ini dikandung dengan sel telur ber-DNA inti dari ayah dan ibunya, serta DNA mitokondria dari wanita kedua yang merupakan pendonor tidak dikenal.
Keberhasilan ini disambut dengan baik oleh sebagian besar peneliti. Dr. Dusko Ilic dari King's College London menyatakan bahwa ini adalah sebuah langkah revolusioner dalam dunia medis.
"Semoga ini semakin menjinakkan kritik yang bertub-tubi, mempercepat praktik di lapangan dan segera, kita akan menyaksikan kelahiran bayi donor mitokondria pertama di Inggris," kata Illic seperti dikutip dari The Sun.
Di 2016, Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengizinkan teknik tersebut setelah pemungutan suara oleh anggota parlemen. Teknik ini sempat mendapatkan pertentangan dari pemimpin-pemimpin agama, serta aktivitis yang melawan praktik mendesain bayi.