Liputan6.com, Yogyakarta - Tiga orang mahasiswa UNY menciptakan sebuah alat yang diberi nama Petis. Alat ini digunakan untuk mempermudah proses budidaya jamur tiram.
Alat ini berfungsi sebagai pengatur suhu dan kelembaban kumbung jamur otomatis. Selama ini, penyiraman jamur tiram dilakukan manual.
Cara konvensional itu membuat pembudidayaan jamur menjadi tidak efisien. Sebab, waktu penyiraman hanya mengandalkan termometer ruangan sehingga pembudidaya jamur tiram harus bolak-balik menyiram jamur demi memperoleh suhu dan kelembaban yang dibutuhkan.
Baca Juga
Advertisement
Aji Nugroho, Mohon Fakhril Assyroh, dan Aji Pangestu memutuskan untuk membuat inovasi ini setelah mengetahui lebih dari 100 kelompok budidaya jamur tiram di DIY mengalami kesulitan yang hampir mirip.
Budidaya jamur yang baik membutuhkan beberapa indikator, antara lain membutuhkan perawatan khusus untuk membudidayakannya, perlu penyiraman yang teratur, dan kondisi tempat penanaman yang lembab dan sedikit pengaruh pancaran sinar matahari. Jika hal itu terpenuhi, maka jamur bisa tumbuh optimal sampai masa panen.
Menurut Aji Nugroho dalam pertanian jamur tiram, suhu dam kelembaban sangatlah penting bagi pertumbuhan jamur. Oleh karena itu, perlu sensor yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tiram agar pertumbuhan jamur tiram lebih optimal. Pada umumnya, suhu yang baik bagi jamur tiram berkisar 24 sampai 27 derajat Celcius.
"Alat ini dirancang untuk mengatur suhu kumbung jamur agar efektifitas dan kualitas jamur meningkat, mengubah penyiraman jamur manual menjadi otomatis sekaligus mengurangi angka gagal panen jamur," ujarnya beberapa waktu lalu.
Petis dirancang dengan menggunakan sensor digital DHT 11 yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya, board mikrokontroler Arduino UNO berbasis ATmega328 (data sheet), pompa air DC, dan nozzle sprayer embun yang berfungsi membuat embun untuk menurunkan suhu dan menaikkan kelembaban.
Cara kerjanya, Petis diatur suhu dan kelembabannya melalui program. Apabila suhu atau kelembabannya tidak sesuai dengan yang sudah diatur, maka secara otomatis akan mengaktifkan pompa air yang akan menyemprot kumbung jamur.
"Jika suhu dan kelembabannya tidak sesuai maka data yang terbaca dikirim ke server agar bisa diakses lewat aplikasi Android supaya petani jamur bisa memantau suhu dan kelembaban secara real time," ucapnya.