PT Penas Bakal Jadi Induk Holding BUMN Penerbangan, Garuda Diuntungkan?

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah membentuk holding sarana dan prasarana perhubungan udara.

oleh Bawono Yadika diperbarui 12 Apr 2019, 17:15 WIB
Ilustrasi pesawat (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah membentuk holding sarana dan prasarana perhubungan udara. 

Diketahui, Menteri BUMN Rini Soemarno menunjuk PT Survai Udara Penas (Persero) sebagai induk holding dan tiga BUMN sebagai anggotanya yaitu PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II dan PT Garuda Indonesia Tbk. 

Direktur Riset dan Investasi PT Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, Garuda Indonesia bakal diuntungkan melalui pembentukan holding sebagai anggota di dalamnya.

"Sebetulnya yang ketolong sekali ya Garuda. Karena sejauh ini kita semua tahu kinerja Garuda sendiri seperti apa. Kalau Angkasa Pura I dan II mencatatkan kinerja yang luar biasa, sehingga tentu hal ini akan membuat konsolidasi keduanya semakin baik, meskipun secara management tetap akan dipisahkan," papar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (12/4/2019).

Dia menambahkan, kinerja Garuda Indonesia akan semakin membaik ditopang holding BUMN penerbangan ini.

"Kinerja Garuda tentu akan terbantu oleh kedua holding yang luar biasa," ujar dia.

Selain itu, menurut dia, holding penerbangan udara akan mendorong industri penerbangan RI agar semakin baik ke depannya.

"Bagusnya adalah, baik dari sisi pengelolaan bandara, hingga penerbangannya diintegrasikan menjadi satu. Alhasil tentu akan memberikan goal yang lebih jelas sehingga akan mendorong penerbangan di Indonesia menjadi lebih baik lagi," ucap dia.

 


Kemenhub Dukung Pembentukan Holding

Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung rencana Kementerian BUMN dalam pembentukan holding industri sarana dan prasarana perhubungan udara.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pada prinsipnya pembentukan holdingtersebut diyakini demi memperkuat bisnis di sektor perhubungan udara dan juga menciptakan efisiensi.

"Pada dasarnya saya mendukung, tapi di sisi lain bahwa industri itu harus diperhatikan kenerdayaannya. Jangan sampai mematikan industri yang lain," kata Budi di kantornya, Kamis, 11 April 2019.

Untuk menindaklanjuti rencana ini, Budi mengaku akan mengumpulkan pejabat terkait dan beberapa stakeholder atau pemangku kepentingan untuk dimintai pendapat

"Kami akan coba rapatkan. Saya akan bahas hari ini dan akan saya minta pendapat teman-teman," tegas dia.

 


BUMN Bentuk Holding Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara

Gedung Kementrian BUMN. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah membentuk holding sarana dan prasarana perhubungan udara.

Pembentukan ini tertuang dalam Surat Menteri BUMN Nomor S-180/MBU/03/2019 perihal Penyampaian Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dan Kajian Pembentukan Holding BUMN Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara. Surat yang ditujukan kepada Menteri Keuangan RI ini ditandatangani Menteri BUMN Rini Soemarno pada 25 Maret 2019.

"Pembentukan holding BUMN Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara merupakan salah satu holding yang menjadi prioritas Kementerian BUMN pada tahun 2019," tulis Rini seperti tertuang dalam surat tersebut, Jumat 5 April 2019.

Dalam surat tersebut juga dijelaskan hasil kajian, pembentukan holding Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara diharapkan dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan tantangan-tantangan dalam industri sektor perhubungan udara di Indonesia yaitu keterbatasan kapasitas infrastruktur, konektivitas, beberapa keterbatasan regulasi, dinamika persaingan pasar, juga tuntutan peningkatan standar pelayanan.

 


Empat Tujuan Pembentukan Holding

Ilustrasi pesawat yang berada di dekat bendara (AFP Photo)

Setidaknya, tercantum empat tujuan pembentukan holding BUMN Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara ini. Yaitu :

1) Katalis untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan memperlancar arus barang dan penumpang, dan menciptakan sinergi antara sektor perhubungan udara dengan industri lainnya.

2) Peningkatan konektivitas nasional dan global melalui pengembangan kemampuan yang terfokus untuk menciptakan aksesibilitas dan konektivitas melalui hub terintegrasi di seluruh nusantara, dan memperkuat keunggulan kompetitif untuk memenuhi permintaan nasional yang terus tumbuh dan memperkuat posisi sebagai regional gateway.

3) Ekspansi bisnis dan pasar yaitu mengembangkan bisnis aero dan non-aero dan melakukan ekspansi pasar nasional dan global, melalui pengembangan kapabilitas inti dan memanfaatkan peluang sinergis lintas bisnis untuk menciptakan nilai.

4) Peningkatan keunggulan layanan dan operasional di seluruh bisnis rantai nilai sektor perhubungan udara.

Sementara itu, dalam holding ini terdiri dari empat BUMN yaitu PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Survai Udara Penas (Persero).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya