Liputan6.com, Jakarta Momen Seatrade Global Exhibition, di Miami, Florida, Amerika Serikat, dimanfaatkan Pelindo IV untuk membuka akses. Pelindo IV menggandeng Global Port Holding-Inggris untuk pengelolaan pelabuhan cruise. Jalur ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan.
Penandatanganan MoU antara Pelindo dan Global Port Holding dilakukan Selasa (9/4). Kerjasama ini dirintis bersamaan misi Kemenpar memasarkan 14 Pelabuhan Cruise Ship di Indonesia. Hadir dalam penandatanganan MoU itu Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata Indroyono Soesilo. Hadir juga Duta Besar RI di Amerika Serikat Mahendra Siregar dan Konjen RI di Houston Nana Yuliana. Ada juga Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kementerian Pariwisata Alexander Reyaan hingga Asdep Kemenkomar Rahman Hidayat.
Advertisement
“Kerjasama harus dilakukan agar fungsi dari pelabuhan terus berkembang pesat. Global Port memiliki track record yang bagus. Kapabilitasnya sudah diakui dunia. Kerjasama ini tentu akan mendatangkan banyak value bagi pariwisata Indonesia,” ungkap Indroyono, kemarin.
Global Port Holding merupakan operator pelabuhan internasional. Basicnya berada di London, 3rd Floor 34 Brook Street W1K 5DN, Inggris. Mereka memang spesialis operator pelabuhan cruise terbesar dunia. Baik melayani pelayaran wisata maupun komersial. Indroyono menambahkan, transformasi pengetahuan akan terjadi dalam kerjasama ini.
“Kolaborasi ini akan mendatangkan transfer pengetahuan kepada Pelindo IV. Mereka bisa belajar banyak bagaimana mengelola pelabuhan cruise menjadi lebih profesional. Rapor Pelindo IV saat ini sebenarnya sudah bagus, tapi perubahan dan peningkatan harus terus dilakukan. Satu sisi, Global Port Holding ini memiliki formulasi menjanjikan,” lanjutnya lagi.
Pelabuhan penghubung (hub port) akan dikembangkan masif. Posisi hub port ini akan memastikan cruise berlayar menuju home port di Makassar dan pelabuhan lain. Durasi kerjasama ini sekitar 1 tahun atau berlaku hingga 8 April 2020. Nantinya, kerjasama ini memiliki opsi diperpanjang atau diberhentikan lebih awal sesuai kesepakatan.
“Pengelolaan pelabuhan untuk kapal pesiar di Indonesia akan semakin bagus di masa mendatang. Kami harap wisatawan dan kapal pesiar semakin nyaman saat berkunjung hingga sandar di Indonesia. Kami juga optimistis arus masuk kapal pesiar akan terus naik di tahun berikutnya,” tutur Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kementerian Pariwisata Alexander Reyaan.
Sepanjang 2019, pergerakan wisman pengguna cruise akan mencapai 401.000 orang. Jumlah ini pun naik signifikan hingga 82,3% dari 4 tahun silam. Sebab, pergerakan arus masuk wisatawan kapal pesiar masih berada di angka 220.000 orang di 2015. Alexander Reyaan menuturkan, profil wisman dari jalur laut sangat positif.
“Jalur laut ini tumbuh sangat positif dalam beberapa tahun terakhir. Pergerakan wisman dari jalur ini naik seiring kunjungan kapal pesiarnya. Kami yakin, jalur laut akan menjadi salah satu pintu masuk bagi wisman yang kompetitif,” tuturnya lagi.
Sebagai informasi tambahan, pergerakan wisman dari jalur laur sekitar 353.425 orang pada 2018. Angka ini seiring dengan jumlah cruise yang merapat hingga 496 call.
Pada 2019 ini, rencana kedatangan kapal pesiar minimal 593 call. Jumlah tersebut naik sekitar 19,6%. Dengan karakter uniknya, wilayah nusantara jadi favorit kunjungan cruise besar hingga 74%. Cruise ini punya kapasitas angkut lebih dari 3.000 orang. Untuk cruise kelas medium menempati slot 21% dengan daya angkut sekitar 1.000-3.000 wisman. Lalu, kelas expedition vessels kurang dari 1.000 orang memiliki kuota 5%. Pergerakan cruise menempatkan Sumatera sebagai favorit. Pulau Andalas memiliki slot 38%, disusul Bali dengan komposisi 21%. Nusa Tenggara memiliki slot 20% dan Jawa menempati kuota 16%.
“Jalur laut memiliki potensi besar sebagai penyumbang wisman. Jumlah ini akan terus membesar bila pelayanan yang diberikan meningkat signifikan. Peluang tersebut bisa dikejar dari kerjasama Pelindo IV dengan Global Port Holding. Pelindo IV akan tentu akan mendapatkan banyak input dari situ,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya.