CEO Disney Siap Pensiun di 2021, Kenapa?

CEO Disney siap pensiun?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Apr 2019, 09:20 WIB
Co. CEO Disney, Bob Iger berpose di depan replika Millennium Falcon berukuran asli di salah satu lokasi film Star Wars: The Force Awakens.

Liputan6.com, Burbank - CEO Disney Robert Iger siap meninggalkan Disney. Kepergian Iger terkait habisnya kontrak Iger pada tahun 2021.

Dilaporkan USA Today, Iger mengumumkan kepergian di saat acara investor yang membahas layanan streaming Disney+. Dalam acara itu, investor bertanya tanggapan Iger terkait kontraknya yang akan habis.

"Saya mengekspektasikan kontrak saya habis pada akhir 2021," ujar Iger. Ia pun memastikan bahwa tahun 2021 akan menjadi momen baginya untuk akhirnya turun.

Namun, perlu diketahui Iger sudah berkali-kali berencana pensiun sebagai pemimpin Disney. Masalahnya, rencana pensiunnya terus menerus ditunda.

Sebelumnya, Iger siap pensiun pada tahun 2018, tetapi pada tahun 2017 kontraknya diteruskan hingga 2 Juli 2019. Pada Desember lalu, kontrak Iger kembali diperpanjang hingga mencapai 2021.

Terkait penerusnya, pria yang akrab disapa Bob itu mengaku akan berbincang dengan anggota dewan Disney. Ia yakin anggota dewan dapat memilih penerus kepemimpinan Disney dan memberi proses transisi yang mulu.

Iger memiliki sejarah karier cemerlang di Disney. Pada tahun 2000 ia menjadi presiden dan chief operating officer (COO) Disney, kemudian menjadi CEO pada tahun 2005, serta mendapat posisi chairman di tahun 2012.


Disney Caplok 21st Century Fox Senilai Rp 1.000 Triliun

Poster Avengers: Endgame. (Marvel Studios)

Pada masa kepemimpinan Iger, Walt Disney resmi membeli 21st Century Fox senilai USD 71 miliar atau setara Rp 1.006 triliun (asumsi kurs USD 1 = Rp 14.180). Dengan ini semua serial Fox seperti The Simpsons sudah menjadi milik Disney.

"Ini adalah momen luar biasa dan bersejarah bagi kami, momen yang akan menciptakan nilai jangka panjang yang signifikan bagi perusahaan dan shareholder kamis," ucap CEO The Walt Disney Company Robert Iger dalam situs resmi perusahaan.

Ia pun percaya hal ini bisa memadukan kreativitas antara Disney dan 21st Century Fox, serta memberikan posisi lebih baik untuk memimpin industri hiburan dunia.

Dengan ini, Star Wars, X-Men, Modern Family, hingga The Simpsons sudah berada di satu manajemen. Ini pun membuka peluang bergabungnya X-Men dan Avengers, sebab sebelumnya karakter X-Men telah dilisensi oleh Fox.

Dilaporkan Business Insider, Disney juga bertujuan kemampuan melawan kompetitor perusahaan seperti Netflix dan Amazon. Dua perusahaan tersebut yang sedang berlomba eksistensi di dunia streaming dengan Amazon merilis layanan Prime.

Akusisi Disney ini juga memuluskan jalan Disney untuk meluncurkan layanan streaming Disney Plus mereka di tahun ini. Disney Plus akan menyajikan lima kategori: Disney, Pixar, Marvel, Star Wars, dan National Geographic. Biaya perbulannya ditaksir sebesar USD 5 atau Rp 70 ribu.

Sekadar catatan, Fox Corp yang memiliki Fox News, Fox Sports, dan Fox Broadcasting, tidak termasuk ke dalam kesepakan ini. Nama mereka di Nasdaq pun dibedakan antara FOX dan FOXA untuk 21st Century Fox.


Gaji CEO Disney Dipotong hingga Ratusan Miliar, Mengapa?

Bos Walt Disney, Bob Iger memberikan sambutan di samping Minnie Mouse saat menerima penghargaan Hollywood Walk of Fame atas nama Minnie Mouse di Los Angeles, Senin (22/1). (Alberto E. Rodriguez/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/AFP)

Bayaran CEO Disney, Bob Iger berkurang sebanyak USD 13,5 juta pada awal Maret ini. Sayangnya pihak Disney tidak dapat membeberkan mengapa hal ini terjadi. Namun ternyata pemotongan ini sudah di setujui oleh Bob Iger sendiri.

Seperti yang dilansir pada laman CNBC, Bob mengatakan bahwa apa yang terjadi saat ini mungkin adalah yang terbaik baginya dan Disney.

Pada tahun lalu, Bob Iger mendapatkan USD 65,6  juta untuk kinerjanya. Selain itu, ia juga mendapatkan bonus hingga USD 35 juta dan perpanjangan masa jabatan hingga 2021.

Namun ternyata, tahun ini Disney pun menghapuskan kenaikan gajinya sebanyak USD 500 ribu dan membuat gajinya hanya tetap USD 3 juta. 

Tidak hanya gajinya saja, potensi bonys tunai yang dimilikinya juga akan berkurang dari USD 20 juta menjadi USD 12 juta. Serta intensif jangka panjangnya yang turun dari USD 25 juta menjadi USD 20 juta.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya