Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis hasil survei terbarunya. Dalam survei itu, pasangan capres nomor urut 01, Joko Widodo dan Maruf Amin unggul dibandingkam pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Lima hari menjelang pencoblosan, dukungan Jokowi-Maruf dalam rentang 55,9 persen hingga 65,8 persen. Sementara Prabowo-Sandi memperoleh dukungan dalam rentang 34,2 persen hingga 44,1 persen," papar Ardian Sopa di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Jum'at (12/4/2019).
Advertisement
Menurutnya, ada lima faktor yang akan membuat pasangan Jokowi-Maruf potensial menang dalam Pemilu 2019 yang digelar pada 17 April nanti.
"Pertama, mayoritas publik puas dengan kinerja Jokowi selama lima tahun menjabat," kata Ardian.
Baginya dalam pemilu yang diikuti oleh petahana, faktor persepsi terhadap kinerja sangat penting dan merupakan variabel elektoral. Petahana yang dipersepsikan berhasil akan mudah terpilih kembali.
"Dan sebaliknya, jika dipersepsikan kinerjanya buruk apalagi gagal, maka akan berpotensi dikalahkan," katanya.
Kepuasan Program
Masih menurut Ardian, faktor kedua ialah kepuasan mayoritas publik terhadap program-program Jokowi seperti, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan, Pembangunan Infrastruktur, Program Dana Desa, dan Beras Sejahtera.
"Program-program yang populer dan dipersepsikan sukses ini menjadi kekuatan pembeda dari penentang (Prabowo-Sandi)," klaim Ardian.
Faktor ketiga ialah pasangan Jokowi-Maruf mendapatkan dukungan telak dari tiga segmen pemilih utama, yaitu segmen minoritas, Wong Cilik, dan kalangan Muslim, terutama mereka yang terafiliasi dengan Nahdatul Ulama (NU).
"Ketiga segmen utama ini adalah pemilih loyal Jokowi-Maruf," jelas Ardian.
Faktor keempat, figur Jokowi lebih disukai dibandingkan Prabowo. Menurut Ardian, hampir semua aspek personal yang melekat di diri Jokowi disukai masyarakat dibandingkan personal Prabowo.
Dan terakhir, faktor kelima adalah faktor yang diamati secara kualitatif.
"Faktor tersebut adalah antara lain: citra tempramental Prabowo yang semakin sering terlihat dan viral ke publik, persepsi Jokowi yang lebih unggul debat dibandingkan Prabowo, dan kehawatiran publik terhadap eksklusivisme Parbowo-Sandi," jelas Ardian.
Advertisement