Liputan6.com, Jakarta Orangtua sering kali menempelkan plester koyo di pusar anak ketika akan bepergian naik mobil atau bus. Ini dilakukan untuk mencegah anak mabuk perjalanan. Namun, apakah hal tersebut efektif?
Dokter Umum dan Kepala Unit Emergency RS Pondok Indah, Felix Samuel menyampaikan, hal tersebut keliru.
Advertisement
"Tempelkan plester koyo atau apa pun di pusar anak buat cegah mabuk perjalanan itu enggak ada hubungannya. Bukan begitu cara mencegahnya," ujar Felix dalam diskusi "Kasus Gawat Darurat Saat Liburan" di Royal Tulip Gunung Geulis Resor, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019).
Mabuk perjalanan muncul karena kondisi mata dan telinga tidak seimbang. Felix menjelaskan, cara mencegah anak mabuk perjalanan sebaiknya dengan mengajaknya mengobrol. Melihat pemandangan ke luar jendela mobil atau bus termasuk cara yang tepat.
"Biar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Misalnya anak enggak melulu main handphone. Saat main handphone kan mata fokus ke situ, sementara tubuh (dalam hal ini telinga) merasakan sensasi gerakan. Antara mata dan telinga harus seimbang," lanjut Felix.
Gangguan saraf pusat keseimbangan
Jika kondisi mata dan telinga tidak seimbang, maka bisa menimbulkan mabuk perjalanan. Pusat keseimbangan ini berada di otak, perifer di mata, telinga dalam, otot dan sendi.
Selain faktor keseimbangan tubuh, mabuk perjalanan juga bisa disebabkan oleh hal lainnya, seperti misalnya stres dan cemas.
"Mabuk perjalanan bisa juga karena stres dan cemas. Seseorang bisa pusing," tambah Felix yang berpraktik di RSPI - Pondok Indah.
Gejala mabuk perjalanan meliputi pusing, mual, muntah, lemas, dan tidak nafsu makan.
Advertisement