Neraca Dagang Disebut Tekor, Jokowi Tegaskan Sudah Mati-Matian Turunkan

Jokowi menekankan industrialisasi dan hilirisasi merupakan kunci untuk menekan defisit neraca dagang.

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Apr 2019, 22:12 WIB
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Cawapres Ma'ruf Amin menunjukkan kartu andalan saat Debat Pilpres 2019 kelima di Jakarta, Sabtu (13/4). Debat kelima merupakan debat terakhir dalam masa kampanye dan mengambil tema Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Uno mempertanyakan mengapa Indonesia masih defisit neraca dagang sampai dengan saat ini.

Calon Presiden (Capres) Joko Widodo mengaku pemerintah sudah berhasil menurunkan defisit neraca dagang pada kuartal pertama di tahun 2019.

"Data terbaru tahun 2018 memang neraca kita defisit sebanyak USD 8 miliar. Tp kuartal-I 2019 defisit kita turun sebesar USD 0,67 miliar. Kita mati-matian usaha untuk turunkan defisit," ujarnya, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Dia menambahkan, kedepan, strategi pemerintah mengurangi defisit neraca dagang ialah dengan substitusi barang-barang impor.

"Kedepan, substitusi barang-barang impor harus dikerjakan di Indonesia. Minyak dan gas kita sudah mulai bangun refinary. Defisit akan kita coba hilangkan," ucapnya

Dia pun menekankan, industrialisasi dan hilirisasi merupakan kunci untuk menekan defisit neraca dagang.

"Kuncinya bangun industri didalam negeri. Industriliasi dan hilirasi merupakan kunci," tandasnya.


Jokowi Fokus Hilirisasi agar RI Tak Ekspor Bahan Mentah

Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pihaknya akan melakukan hilirisasi untuk menguatkan sektor usaha. Hal ini juga agar Indonesia tidak lagi ekspor bahan mentah.

Jokowi mengakui, kalau komoditas tergantung kepada pasar luar negeri. Selama ini ekspor dalam bentuk barang mentah baik itu industri karet, kelapa sawit dan perikanan, pertanian.

Oleh karena itu, Jokowi mengatakan, pihaknya akan membangun industri dengan hilirasi sehingga ekspor tidak lagi dengan bahan mentah tetapi barang setengah jadi dan barang jadi.

"Sehingga strategi ke depan di bidang perikanan dan pertanian, hilirasi, industrialisasi diperlukan bangun industri perikanan sebanyak-banyaknya, pengolahan dan pengalengan ekspor dalam bentuk barang-barang yang sudah olahan di sini, dilabel dan brand di sini,” ujar dia, dalam debat final, Sabtu (13/4/2019).

Ia menambahkan, ke depan memang perlu langkah berani dengan hilirisasi sehingga mencegah ekspor dalam bentuk barang mentah.

“Ke depan harus berani hilirisasi cegah ekspor kita tak dalm bentuk mentahan. Sehingga nanti setengah barang jadi,dan an dalam bentuk jadi,” tutu dia

Ia menambahkan, untuk produk pertanian, saat ini generasi muda juga sudah membangun sistem online dan offline. Hal ini memudahkan petani langsung berhubungan dengan konsumen.


Jokowi Andalkan Program Mekaar untuk Pemberdayaan Perempuan

Calon Presiden nomor urut 01 Jokowi dalam Debat Kelima Pilpres 2019. (Liputan6.com)

Calon Presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Ma’ruf Amin memaparkan sejumlah program untuk meningkatkan partisipasi perempuan sehingga berkontribusi terhadap perekonomian.

Jokowi menuturkan, selama empat tahun ini ada progam membina ekonomi keluarga sejahtera (Mekaar) yang membantu kaum perempuan yang tidak memiliki modal untuk membuka dan mengembangkan usahanya.

Saat ini nasabah Mekaar sudah mencapai 4,2 juta nasabah. Pihaknya menargetkan jumlah nasabah mencapai 10 juta nasabah.

"Kami memiliki program Mekaar dari PNM sudah tahun ini 4,2 juta nasabahnya targetnya sekarang Rp 10 juta," kata dia.

Jokowi menuturkan, ada pendampingan juga terhadap nasabah yang sudah berjalan empat tahun ini. Adapun pinjaman yang diberikan sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta. "Kalau lebih dari Rp 10 juta ini untuk KUR dengan bunga 7 persen," ujar dia.

Selain itu, ada juga program pembiayaan ultra mikro (UMi) untuk membantu ekonomi masyarakat.

“Berkaitan dengan UMi selama 1,5 thn ada 1,1 juta nasabah. Ultra mikro lebih kecil lagi. apabila jalan ini sudah koreksi sehingga wanita bisa produktif. Bank wakaf juga sama, hampir 90 persen nasabahnya,” kata dia.

Selain itu, calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin menambahkan, saat ini ada kredit usaha mikro dan bank wakaf mikro di pesantren untuk membantu masyarakat terutama perempuan. Ini diharapkan dapat membantu ekonomi dan memberdayakan perempuan.

"Bahkan sudah beribu-ribu ibu merasa tertolong, merasa bangga. Bukan hanya cita-cita. Akan kami teruskan kembangkan di desa-desa. Kami akan ciptakan namanya itu dewi dan dedi. Dewi itu desa wisata. Dan dedi itu yaitu desa digital," tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya