Kritik Kondisi BUMN, Prabowo: Kenapa Garuda Dibiarkan Morat-Marit?

Menurut Prabowo, BUMN sekelas Garuda Indonesia yang menjadi kebanggaan bangsa pun kesulitan mendapatkan profit.

oleh Delvira HutabaratLizsa EgehamNanda Perdana PutraAdy AnugrahadiYopi Makdori diperbarui 13 Apr 2019, 22:24 WIB
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berbincang sebelum memulai Debat Pilpres 2019 kelima di Jakarta, Sabtu (13/4). Debat kelima merupakan debat terakhir yang mengambil tema Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden 02 Prabowo Subianto menyayangkan cara pengelolaan BUMN selama pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Bahkan untuk sekelas Garuda Indonesia yang menjadi kebanggaan bangsa pun kesulitan mendapatkan profit.

"Air space aset ekonomi kita, kenapa selalu dinikmati orang lain. Flight carrier yang kita lahirkan kenapa jadi morat marit seperti sekarang," tutur Prabowo saat debat Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Bukan tanpa alasan, Prabowo mengutip adanya penelitian studi penerbangan terkait keseimbangan titik biaya atau pengeluaran dan pendapatan alias break event point (BEP). Hal itu salah satunya menghitung berapa kursi yang harus diduduki penumpang dalam pesawat sehingga perusahaan itu bisa meraup keuntungan.

"Jepang 60 persen BEP. Garuda harus 120 persen, berarti tidak bisa untung-untung kalau begini terus pengelolaannya. Bikin holding terus tapi yang sekarang tidak dikelola dengan baik," jelas dia.

Jokowi dinilai kurang paham dengan kondisi BUMN dalam negeri. 

"BUMN kita benteng terakhir ekonomi kita, tapi kita selalu lihat benteng itu goyah," Prabowo menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya