Liputan6.com, Jakarta - Debat pamungkas terakhir, calon wakil presiden Ma'ruf Amin mengeluarkan istilah Dewi Dedi untuk merealisasi pemberdayaan perempuan di sektor-sektor ekonomi.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf memandang, apa yang disampaikan cawapresnya, membuktikan luasnya pemahaman seorang ulama, yang peduli dengan masalah kaum perempuan.
Advertisement
"Pilihan diksi KH Ma'ruf Amin semakin membuktikan luasnya pemahaman ulama besar tersebut pada persoalan perempuan, masalah bangsa dan ditopang oleh kearifan sebagai ulama yang telah terbiasa bergulat dengan masalah pokok rakyat," ucap Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Dia menyebut, dalam debat pamungkas ini,praktis tidak menunjukkan perubahan berarti dari sosok Prabowo-Sandiaga. "Pak Jokowi kembali menampilkan hal-hal kongkrit dan mendasar terhadap program peningkatan kesejahteraan di desa, pondok pesantren, dan menghadirkan perempuan sebagai pilar di dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi rumah tangga," jelas Sekjen PDIP ini.
Dia pun melihat dengan kepiawaian dari pasangan nomor urut 01 ini, dipastikan jalan kemenangan akan semakin kuat.
"Lima kali debat disia-siakan oleh Prabowo-Sandi. Penuh serangan, namun miskin kebijakan unggulan," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Istilah Baru
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, pihaknya berusaha agar perempuan tidak hanya terlibat aktif di bidang ekonomi politik tapi juga pemerintahan.
Pihaknya sudah melakukan sejumlah pemberdayaan perempuan kredit usaha mikro, bank wakaf di pesantren-pesantren yang ada di Indonesia.
"Nasabahnya adalah 100 persen perempuan," ujar Ma'ruf Amin di acara debat pilpres di Hotel Sultan, Sabtu (13/4/2019).
Dengan cara ini, ibu-ibu banyak yang tertolong. Pihaknya akan terus membangun dan mengembangkan program Dewi Dedi untuk merealisasi target tersebut.
"Dewi itu desa wisata, Dedi itu desa digital," jelas Ma'ruf Amin.
Advertisement