Liputan6.com, Jakarta Seorang kepala sekolah di Amerika Serikat (AS) meninggal dunia usia mengorbankan dirinya demi pasien remaja yang bahkan tidak dia kenal. Hal itu terjadi setelah pria tersebut melakukan donor transplantasi sumsum tulang.
Derrick Nelson, pria tersebut, secara sukarela melakukan donor lewat sebuah program transplantasi sumsum tulang di AS. Dia diberitahu bahwa darahnya sesuai dengan seorang anak 14 tahun di Perancis.
Advertisement
Namun, setelah mendonorkan sumsum tulangnya, kepala sekolah di Westfield High School, New Jersey itu meninggal tiba-tiba. Mengutip Medical Daily pada Minggu (14/4/2019), pria dengan seorang putri ini memang dikenal baik dalam lingkungan bermasyarakat.
"Jika itu hanya sedikit rasa sakit dalam waktu yang singkat, itu bisa memberikan seseorang banyak waktu kebahagiaan. Semuanya sepadan," tulis pria 44 tahun itu sebelum meninggal dalam sebuah surat kabar sekolah.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Mengalami Komplikasi
Kepada CNN, tunangannya, Sheronda Braker mengatakan bahwa pria yang sempat menjadi bagian tentara AS ini meninggal dunia akibat komplikasi. Meski begitu, penyebab pastinya tidak diumumkan ke publik.
"Dia adalah seorang pria yang membawa martabat, keberanian, dan belas kasih," kata Braker.
"Tindakan terakhirnya yang baik dan murah hati di dunia ini, dengan memberi orang lain hidup, adalah bukti nyata tentang siapa dia dan bagaimana dia harus selalu diingat. Kami akan selalu menyayanginya," Braker menambahkan.
Margaret Dolan dari sekolah Nelson bekerja mengatakan bahwa kejadian tersebut membuat mereka berduka. Di satu sisi, pihak sekolah memberikan keluarganya perlindungan akan privasi yang diminta.
Advertisement
Efek Samping Donor Sumsum Tulang
Prosedur donor sumsum tulang sendiri dimaksudkan untuk memindahkan sumsum tulang dari pendonor ke pasien. Proses ini biasanya dilakukan untuk pasien kanker yang membutuhkan sel segar untuk menggantikan sel rusak akibat kanker.
Efek samping prosedur ini biasanya terjadi dua hari setelah proses pemindahan. Beberapa di antaranya seperti sakit punggung, kelelahan, sakit tenggorokan, nyeri otot, insomnia, sakit kepala, pusing, hingga mual. Pemulihan bisa membutuhkan waktu hingga 20 hari bahkan setahun.
Nelson sendiri dilaporkan sudah siap menerima segala risiko dari tindakannya tersebut.