Liputan6.com, Paris - Imelda Roux sudah 16 tahun tinggal di Hauts-de Seine, dan bersuamikan pria Prancis. Meski sudah lama bermukim jauh dari Tanah Air, Imelda tak mau melewatkan kesempatan memberikan suara dalam Pemilu 2019 di Paris, Sabtu (13/4/2019).
Ditemani sang suami, Imelda sejak pagi sudah tiba di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris, di berlokasi di 47 Rue Cortambert. Sekitar pukul 11.00 waktu lokal, dia sudah menyalurkan haknya sebagai warga negara Indonesia, dengan mencoblos di bilik suara. Dia sudah menetapkan calon presiden dan wakil presiden pilihannya dalam Pemilu 2019.
Baca Juga
Advertisement
"Meskipun tinggal di Paris, saya selalu mencoblos setiap pemilu. Sebagai WNI, saya sudah pasti punya kaitan batin dengan Indonesia. Jadi saya mencoblos," kata Imelda, Sabtu (13/4/2019).
"Tadi agak sulit ke sini, karena sedang ada demonstrasi rompi kuning, jadi jalan banyak diblokade, sehingga agak sulit mencapai KBRI. Banyak juga beberapa WNI lain yang kesulitan. Tapi, untungnya tetap bisa nyoblos," imbuh dia.
Imelda mengaku selalu mengikuti perkembangan di Indonesia melalui media. Dia mengaku senang dengan pesatnya pembangunan yang terus dilakukan Indonesia. Melalui suara yang disalurkannya dalam pemilu, Imelda menitipkan harapan tinggi.
"Saya berharap Indonesia jadi semakin maju dan maju. Tentu saja maju dalam segala hal, tapi terutama dalam hal pendidikan mental," kata Imelda. (Yus Mei Sawitri)
Tak Mau Hak Suara Terbuang
Berbeda dengan Imelda yang sudah berpengalaman berpartisipasi di Pemilu, Qissy Presea baru kali pertama terlibat dalam pesta demokrasi tersebut. Ini kali pertama mahasiswi berusia 20 tahun tersebut memberikan suaranya di pemilu.
Mahasiswi Universitas Rennes berusia 20 tahun itu tersebut mengaku tak mau hak suaranya terbuang percuma, apalagi ini pengalaman pertamanya ikut pemilu.
Qissy tak asal-asalan dalam menentukan pilihan. Dia mengaku rajin mengikuti debat calon presiden dan wakil presiden melalui situs streaming video. Selain itu, dia juga banyak berdiskusi dengan teman dan keluarga. Namun, keputusan akhir tetap diambilnya sendiri.
Meskipun masih terbilang muda, Qissy juga punya harapan yang tinggi dengan terlibat di pemilu kali ini. Dia berharap Indonesia jauh melangkah ke depan.
"Harapan saya ingin melihat lingkungan Indonesia yang lebih baik. Kesehatan mental juga dinilainya sebagai hal penting yang harus diperhatikan dengan serius oleh Indonesia untuk ke depan," kata mahasiswi asal Batam tersebut.
"Di bidang pendidikan, saya ingin anak-anak Indonesia harus memiliki kebebasan untuk berkembang sesuai kemampuannya sendiri-sendiri," tegas Qissy.
Advertisement
Total 2.229 WNI di Prancis Masuk DPT
Total ada 2.229 WNI di Prancis yang masuk daftar pemilih tetap (DPT), serta 153 DPTb. Adapun yang masuk daftar pemilih khusus sebanyak 101 orang.
KBRI Paris membuka tiga TPS pada pemilu kali ini, semuanya di gedung KBRI, tapi di ruangan berbeda, yaitu Balai Budaya, Aula, dan Galeri Budaya.
"Pemilih ada yang datang langsung ke TPS, ada juga yang mencoblos melalui pos. Kalau lewat pos, kertas suara sudah kami kirim sejak 13 Maret," kata Anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri Paris, Rudjimin.
Rudjimin mengatakan dibanding lima tahun lalu, antusiasme WNI di Prancis untuk terlibat di Pemilu lebih besar. Tahun lalu, WNI yang terdaftar di DPT hanya sekitar 700 orang. Adapun kini naik lebih daripada tiga kali lipat.
"Lima tahun lalu partisipasinya pemilih hanya 35 persen, tahun ini sepertinya lebih antusias. Salah satu penyebabnya karena adanya pencocokan data pemilu, sehingga prosesnya lebih detail," ujar Rudjimin.
Hari pencoblosan di Paris bukan hanya menjadi pesta demokrasi. Namun, WNI juga bisa melampiaskan kerinduan terhadap makanan Indonesia. Kantin KBRI menjual berbagai makanan khas Indonesia, yang langsung diserbu para WNI yang datang. Antrean masuk kantin tampak semarak.
"Tentu WNI yang datang juga rindu makanan Indonesia. Apalagi menu di kantin KBRI enak-enak," imbuh Rudjimin sembari tersenyum.