Liputan6.com, Amman - Demi menggunakan hak memilihnya dalam Pemilu 2019, warga negara Indonesia (WNI) di Yordania rela menempuh perjalanan panjang dari domisilinya ke tempat pemungutan suara luar negeri di Ibu Kota Amman.
Salah seorang WNI yang bekerja di Kota Ma'an (sekitar 200 km dari ibukota Amman), mengungkapkan kegembiraannya dapat melakukan pencoblosan suara di ibu kota Yordania, yang digelar pada Jumat 12 April 2019.
"Meskipun tinggal jauh dari tanah air, saya senang dapat menggunakan hak pilih saya untuk menentukan masa depan Bangsa Indonesia yang lebih baik 5 tahun ke depan," tuturnya, seperti dikutip dari Antara, Minggu (14/4/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pencoblosan hari Jumat dilakukan sejak pukul 08.00 pagi waktu setempat. Antrean WNI yang berada di Yordania terlihat memadati TPS 1 dan 2 di Wisma Duta KBRI Amman. Sebagian besar di antara mereka adalah pekerja migran dan mahasiswa.
Proses pemungutan suara di dua TPS diselenggarakan oleh Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang terdiri atas unsur KBRI, mahasiswa, dan masyarakat Indonesia di Yordania.
Bentuk antusiasme lain terkait pemilu 2019 juga terlihat dari banyaknya WNI yang masih berdatangan ke lokasi TPS hingga akhir waktu pencoblosan pukul 19.00 waktu lokal. Sebagian dari mereka bahkan harus menempuh perjalanan selama dua jam untuk mencapai lokasi TPS.
Berdasarkan catatan PPLN Yordania, terdapat 1.032 WNI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) untuk Pemilu 2019 di wilayah Yordania dan Palestina.
Dari jumlah pemilih dalam DPT, tercatat 553 pemilih yang telah menggunakan suaranya, baik melalui TPS, kotak suara keliling (KSK) maupun pos. Dengan demikian, partisipasi pemilih dalam pemilu ini mencapai lebih 50 persen dari DPT sesuai yang ditargetkan KPU Pusat.
Lebih Awal
Sesuai peraturan KPU, TPS Luar Negeri diharuskan menyelenggarakan pemungutan suara lebih awal dari pelaksanaan di dalam negeri, yaitu antara tanggal 8-14 April 2019. Sedangkan proses penghitungan suara dilakukan serentak pada tanggal 17 April 2019.
"Penetapan pencoblosan tanggal 12 April di Yordania dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal hari libur akhir pekan yang jatuh pada hari Jumat, sehingga WNI lebih leluasa untuk datang ke TPS", demikian disampaikan Ketua PPLN Amman, Miftah Nafid Firdaus.
Pada 10 April 2019, KPPPSLN Yordania melangsungkan pemungutan suara melalui KSK di wilayah kota Aqaba. Untuk menjangkau pemilih yang tidak terjangkau oleh TPS dan KSK, termasuk WNI yang berada di wilayah Palestina, KPPSLN juga telah memfasilitasi pemungutan suara melalui metode Pos.
Dubes RI Amman, Andy Rachmianto menyampaikan apresiasinya kepada PPLN dan KPPPSLN Yordania yang telah menjalankan tugasnya secara bertanggung-jawab dan penuh komitmen sesuai sumpah yang telah diucapkan pada saat pelantikan.
"KBRI Amman akan terus mendukung Panitia Pemilu di Yordania untuk menyelenggarakan rangkaian Pemilu secara tertib dan damai hingga proses penghitungan suara tanggal 17 April mendatang," tegas Dubes Andy.
Selama kegiatan pencoblosan, saksi dari salah satu partai peserta pemilu turut hadir mengawasi jalannya proses pemungutan suara.
Advertisement
Di TPS Arab Saudi, Antrean Pemilih WNI Mengular
Ribuan warga Indonesia antusias mengikuti pemilihan umum 2019 dengan berbondong-bondong mendatangi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, Ibu Kota Arab Saudi, Jumat 12 April 2019 waktu setempat.
"Suasana ramai, ribuan WNI memadati KBRI Riyadh. Para WNI terlihat antusias sekali, bersemangat sekali. Walau matahari mulai terasa menghangat," ujar salah satu diaspora Indonesia, Tatang Muhtar (41), yang saat ini tengah bekerja di Riyadh, kepada Antara yang dikutip pada Sabtu (13/4/2019).
Pria yang telah menetap di Riyadh, Arab Saudi selama 21 tahun itu mengatakan antusiasme pemilih kali ini sangat besar.
"Saya sendiri memilih di KBRI Riyadh.Saya datang agak siang, tiba di KBRI Riyadh pukul 09.00 pagi, suasana sudah ramai, antrean berlapis, memanjang hingga 30 meteran," ujar Tatang Muhtar.
Ia mengatakan para pemilih diarahkan untuk masuk melalui pintu layanan keimigrasian, bukan pintu utama.
"Lebar pintu ini sekitar 1 meter. Sehingga terjadi penumpukan dan desak-desakan," kata Tatang Muhtar.
Ternyata, lanjut dia, desak-desakan tidak hanya terjadi di pintu masuk, tapi di sekitar meja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) di ibu kota Arab Saudi itu, yang bertugas mendata ulang pemilih (semacam verifikasi data).