Awal Sesi Perdagangan, IHSG Melonjak 21,03 Poin

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal perdagangan.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Apr 2019, 09:14 WIB
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal perdagangan. Aksi beli investor asing dan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jadi penopang IHSG.

Pada pra pembukaan perdagangan, Senin (15/4/2019), IHSG menguat 21,03 poin atau 0,33 persen ke posisi 6.426,90. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 25,48 poin atau 0,40 persen ke posisi 6.431,35. Indeks saham LQ45 mendaki 0,49 persen ke posisi 1.013,39. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Sebanyak 120 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 37 saham melemah dan 112 saham diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.435,22 dan terendah 6.423,68. Total frekuensi perdagangan saham 12.618 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 308,9 miliar.

Investor asing beli saham Rp 543,60 juta di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.063.

10 sektor saham menguat di awal sesi perdagangan. Sektor saham aneka industri naik 1,6 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menanjak 0,60 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,42 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham HRME naik 34,83 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham MTPS melonjak 24,67 persen ke posisi Rp 935 per saham, dan saham MFMI mendaki 15,87 persen ke posisi Rp 730 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham TNCA turun 5,84 persen ke posisi Rp 290 per saham, saham IMPC merosot 3,45 persen ke posisi Rp 840 per saham, dan saham BTON tergelincir 3,12 persen ke posisi Rp 248 per saham.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,18 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,72 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,43 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 1,86 persen, indeks saham Singapura menguat 0,17 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,80 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Prediksi Analis

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan terkoreksi pada perdagangan saham Senin, 15 April 2019.

Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap menilai, kemungkinan IHSG diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.389-6.452.

"Mendekati pemilu, secara historis IHSG cenderung volatile dan pelaku pasar akan berhati-hati," ucapnya di Jakarta.

Meski begitu, dia menambahkan, IHSG secara teknikal memasuki pola konsolidasi dengan candle berada di area lower Bollinger band sehingga ada kemungkinan rebound di area support.

Seirama, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat mengungkapkan, IHSG akan bergerak melemah dengan menguji support dengan range 6350-6425.

Adapun saham yang laik dibeli menurutnya ialah saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Sedangkan Juan menganjurkan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

 


Penutupan Perdagangan Jumat Pekan Lalu

Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi menjelang akhir pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG meski terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat, 12 April 2019, IHSG melemah tipis 4,3 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.405,86.Indeks saham LQ45 malah naik 0,05 persen ke posisi 1.008,46.

Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Sebanyak 232 saham melemah sehingga menekan IHSG. 136 saham diam di tempat dan 158 saham menguat.

Jelang akhir pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.422,27 dan terendah 6.394,91.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 404.797 kali dengan volume perdagangan 16,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12 triliun.

Investor asing jual saham Rp 608,44 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.093.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 1,08 persen, sektor saham manufaktur menanjak 0,09 persen dan sektor saham tambang menanjak 0,03 persen.

Sedangkan sektor saham industri dasar melemah 1,38 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 1 persen dan sektor saham pertanian susut 0,35 persen.

Saham-saham cetak top gainers antara lain saham HRME melonjak 69,52 persen ke posisi Rp 178 per saham, saham MTPS menanjak 25 persen ke posisi Rp 750 per saham, dan saham ABBA meroket 17,93 persen ke posisi Rp 171 per saham.

Sementara itu, saham KIOS merosot 24,75 persen ke posisi Rp 1.110 per saham, saham CPRI melemah 23,20 persen ke posisi Rp 149 dan saham JAYA terpangkas 10,83 persen ke posisi Rp 140 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,24 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,41 persen, indeks saham Jepang Nikkei melonjak 0,73 persen dan indeks saham Thailand mendaki 0,05 persen.

Sementara itu, indeks saham Shanghai merosot 0,04 persen, indeks saham Singapura turun 0,10 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,03 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG masih dipengaruhi minimnya sentimen positif dari domestik.

 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya