Pesawat Terbesar di Dunia Berhasil Lakukan Penerbangan Perdana

Pesawat yang dibangun oleh perusahaan peluncur roket Stratolaunch ini memiliki berat 500.000 pound dengan lebar sayap 385 kaki.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 16 Apr 2019, 08:00 WIB
Pesawat Stratolaunch ketika pertama kali keluar hanggar pada Juni lalu. (Sumber Stratolaunch Systems Corp)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat terbesar di dunia, untuk pertama kalinya berhasil melakukan penerbangan.

Pesawat yang dibangun oleh perusahaan peluncur roket Stratolaunch ini memiliki berat 500.000 pound dengan lebar sayap 385 kaki.

Pesawat ini lepas landas sekitar pukul 10 pagi dari Mojave Air and Port in Mojave, California.

Mengutip laman The Verge, Selasa (16/4/2019), ini adalah uji terbang pertama untuk pesawat besar itu. Sekadar informasi, pesawat tersebut memang dirancang untuk meluncurkan roket ke orbit dari udara.

Menurut perusahaan, penerbangan perdana pesawat itu berlangsung selama 150 menit. Selanjutnya, pesawatpun mendarat dengan selamat.

Stratolaunch, pesawat terbesar di dunia (Foto: Stratolaunch)

Menurut laporan, Stratolaunch yang memiliki dua badan ini dirancang untuk terbang hingga ketinggian 35.000 kaki.

Pesawat ini bisa menjatuhkan roket dan menyalakan mesin mereka dengan meningkatkan diri ke orbit di sekitar planet.

Tidak ada roket di penerbangan khusus ini, namun kabarnya sudah ada perusahaan yang ingin menggunakan jasanya.

Perusahaan yang dimaksud adalah Northrop Grumman, yang berencana menggunakan Statrolaunch untuk mengirim roket pegasus XL ke luar angkasa.

"Ini adalah momen emosional untuk kami. Secara personal, melihat burung raksasa ini terbang," tutur CEO Statolaunch Jean Floyd.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Terbang Hingga 35.000 Kaki

Pesawat terbesar di dunia besutan Stratolaunch milik pendiri Microsoft Paul Allen (Sumber: Business Insider)

Pesawat ini berkinerja seperti yang diharapkan dengan kecepatan maksimum 175 mil per jam dan ketinggian puncak 15.000 kaki.

Sementara itu, pilot penguji coba Stratolaunch Evan Thomas mengatakan, "pererbangan berlangsung dengan mulus dan itulah yang kami inginkan untuk sebuah penerbangan pertama."

Penerbangan pertama ini dilakukan tiga bulan setelah Stratolaunch memutus hubungan kerja terhadap 50 karyawan mereka. Waktu itu perusahaan juga membatalkan upaya pengembangan roketnya sendiri.

Awalnya perusahaan merencanakan untuk membangun seluruh rangkaian roket, termasuk pesawat ruang angkasa. Perubahan rencana ini diperkirakan dipicu oleh kematian pendiri Microsoft Paul Allen.


Paul Allen dan Stratolaunch

Pesawat terbesar di dunia besutan Stratolaunch milik pendiri Microsoft Paul Allen (Sumber: Business Insider)

Allen merupakan tokoh yang memulai proyek Stratolaunch pada 2011.

Nama Allen disebut-sebut selama konferensi pers penerbangan perdana Stratolaunch.

"Tanpa keraguan, dia (Allen) akan sangat bangga melihat pesawatnya terbang. Meskipun dia tidak di sini, aku mengucapkan terima kasih padanya," kata Floyd.

Stratolaunch tidak mau memberi jawaban selama konferensi pers. Perusahaan juga tidak menyebut rencana apa yang akan dilakukan selanjutnya pada pesawat tersebut.

Sekadar informasi, sebelum penerbangan pertama ini, pesawat Stratolaunch ini melibatkan sejumlah tes tambahan selama beberapa tahun terakhir.

Misalnya peluncuran awal dan uji mesin pada waktu 2017 dan menguji kecepatan saat taxi ways di landasan pacu Mojave.

(Tin/Jek)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya