Gagal Mendarat, Pesawat Israel Hancur di Bulan

Pesawat ruang angkasa berkaki empat yang seukuran mesin cuci itu, telah mengitari orbit Bumi sembari tertarik tertangkap gravitasi Bulan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Apr 2019, 06:30 WIB
Pada Februari 2019, pesawat antariksa milik Israel dijadwalkan akan mendarat di permukaan Bulan (SpaceIL)

Liputan6.com, Jakarta - Wahana luar angkasa milik SpaceIL, perusahaan swasta Israel, Baresheet, gagal dalam upayanya menjadi pesawat swasta pertama Israel yang mendarat di Bulan. Pendaratan yang tak mulus, membuat Baresheet hancur di permukaan Bulan.

Disampaikan Metro, Selasa (16/4/2019), manajer umum divisi luar angkasa, Industri Luar Angkasa Israel, Doron Opher, mengatakan wahana antariksa itu kehilangan komunikasi dengan Bumi beberapa saat sebelum mendarat.

"Seandainya (percobaan) awal tidak berhasil, coba lagi," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Pesawat ruang angkasa berkaki empat yang seukuran mesin cuci itu, telah mengitari orbit Bumi sembari tertarik tertangkap gravitasi Bulan.

Upaya pendaratan Baresheet sebetulnya hendak dijadikan tonggak sejarah penting dunia luar angkasa Israel.

Dua tahun lalu sebelum peluncuran, Netanyahu sempat bersemangat mengenai peluncuran Baresheet.

"Kita akan menuju bulan. Penjelajah asal Israel akan turun di Bulan," kata dia, dilaporkan Live Science.

Baresheet lepas landas hampir dua bulan lalu dari Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat (AS).

Ia diterbangkan menggunakan pesawat ulang alik milik SpaceX, Falcon 9. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Sekilas Tentang Baresheet

Ilustrasi pendaratan Bulan. Pete Conrad , komandan Apollo 12 , berdiri di sebelah Surveyor 3 pendarat (Wikimedia Commons)

Pesawat ruang angkasa tak berawak seberat 585 kilogram (1.290 pound) bernama Beresheet itu, yang berarti "Genesis" dalam bahasa Ibrani, bentuknya menyerupai meja tinggi: berkaki empat dengan tangki bahan bakar bundar di bagian tengah.

Organisasi non-pemerintah Israel, SpaceIL, dan perusahaan antariksa milik negara, Israel Aerospace Industries (IAI) menggambarkan Beresheet sebagai "wahana antariksa pertama di dunia yang dibangun oleh misi non-pemerintah".

Khan, seorang dermawan dan ketua SpaceIL, rela menggelontorkan dana sebesar US$ 40 juta untuk proyek yang diperkirakan menghabiskan biaya US$ 100 juta ini.

Selain dua lembaga di atas, mitra lain yang bergabung dalam misi tersebut berasal dari sektor swasta, pemerintah dan akademisi, menurut situs web IAI.

Tepat sebelum upaya pendaratan di Bulan, Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa ia berpikir untuk memulai proyek baru terkait misi ruang angkasa nasional lainnya.

"Saya serius mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam program angkasa luar," katanya di webcast. "Ini memiliki implikasi nasional bagi Israel dan kemanusiaan."

Presiden Israel, Reuven Rivlin, menyaksikan siaran langsung percobaan pendaratan Beresheet bersama dengan 80 siswa sekolah menengah penggemar eksplorasi antariksa, di kediaman resminya di Yerusalem.

"Kami sangat mengagumi orang-orang yang bekerja dengan gigih di balik Beresheet, yang menerbangkannya ke Bulan," ucapnya setelah kecelakaan Beresheet.


Misi Mengukur Medan Magnet Bulan

Ilustrasi: misi pendaratan ke bulan (sumber: space.com)

"Memang benar tidak seperti yang kita harapkan, tetapi suatu ketika kita pasti akan berhasil. Ini adalah pencapaian besar yang belum kita selesaikan," lanjutnya.

Meskipun perjalanan yang ditempuh Beresheet adalah sejauh 384.000 kilometer, namun sesungguhnya pesawat ini akan menempuh rentang total 6,5 juta kilometer sebab serangkaian orbit.

Diluncurkan dari Cape Canaveral di Florida pada 22 Februari lalu, dengan roket Falcon 9 dari perusahaan swasta AS, SpaceX, kecepatan Beresheet telah menyentuh angka 10 kilometer per detik (36.000 kilometer per jam).

Perjalanan satu arah Beresheet juag termasuk dalam upaya untuk mengukur medan magnet Bulan, yang bakal membantu memahami pembentukan Bulan.

Reporter: Dream

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya