Anak Bisa Anemia, Cek Gejalanya

Dua gejala anemia pada anak diantaranya dia mengantuk dan cepat lelah.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 16 Apr 2019, 11:00 WIB
Anemia Ilustrasi/copyright pixabay.com/StpckSnap

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, anemia identik dengan remaja dan ibu hamil. Namun, anak-anak juga bisa lho terkena anemia. Lalu, apa gejalanya?

"Anak akan mengantuk dan cepat lelah. Dan tadi, jantung berdebar-debar, kenapa? Karena jantung memompa supaya otak tidak kekurangan oksigen. Gejala lainnya akan pucat, bisa dilihat tangan parameter hemoglobin dari tangan paling mudah," terang dokter spesialis anak konsultan, Endang Widiastuti, di Gedung IDAI, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Anemia pada anak bisa terjadi karena kekurangan zat besi. Kehadiran zat besi dalam tubuh penting penting dalam pertumbuhan hemoglobin dalam darah. Hemoglobin berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak.

Selain kurang makanan kaya zat besi, penyebab lain anemia karena gangguan penyerapan makanan di dalam usus atau malabsorbsi. Sehingga, mau diberi makanan kaya zat besi apapun tubuh tidak akan menyerap.

 


Cacingan Bikin Anemia

Ilustrasi Cacing Pita (iStockphoto)

Penyebab lain anemia pada anak karena cacingan. Di dalam usus, cacing akan mengisap darah.

"Berdarah tidak kelihatan tapi kenapa anak ini anemia? Karena cacing memiliki capit yang menimbulkan pendarahan yang kronik. Namun, tetap yang paling banyak penyebab anemia pada anak karena nutrisi, salah komposisi makanannya," lanjutnya.


Pengobatan

Ilustrasi anemia (iStock)

Bila dari hasil pemeriksaan dokter sudah menenegakkan diagnosis maka pengobatan bisa diberikan. Dokter biasanya akna memberikan preparat besi (ferosulfat / ferofumarat / feroglukonat),  diantara waktu makan pengobatan dilanjutkan sampai 2-3 bulan setelah kadar Hb normal untuk mengisi cadangan besi dalam tubuh. Dengan pemberian yang teratur, kadar Hb akan meningkat 1 g/dl tiap 1-2 minggu seperti mengutip laman resmi IDAI. 

Penyerapan zat besi dapat ditingkatkan juga dengan pemberian vit. C. Penyerapan akan berkurang akibat zat tannin (teh), susu, telur, fitat dan fosfat yang terdapat dalam tepung gandum. Setelah kadar besi normal di dalam tubuh, penting untuk ibu ibu untuk mencegah agar tidak sampai jatuh dalam keadaan anemia lagi.

Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari minum susu segar sapi yang berlebihan, memberikan makanan yang mudah absorbsi besinya (daging, ikan, ayam, hati dan asam askorbat).

Sedangkan untuk bayi baru lahir, ibu ibu harus menggalakkan ASI sampai 4-6 bulan untuk bayi aterm, tetapi untuk bayi premature mulai diberikan preparat besi saat usia 2 bulan atau makanan tambahan yang mengandung suplemen besi saat usia 4-6 bulan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya