Neraca Dagang Surplus, IHSG Bakal ke Zona Hijau

Jelang satu hari pelaksanaan Pemilu, IHSG berpeluang menghijau di jangka pendek.

oleh Bawono Yadika diperbarui 16 Apr 2019, 06:31 WIB
Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal menguat pada perdagangan saham Selasa (16/4/1019). Penguatan IHSG ditopang oleh data neraca perdagangan yang surplus sebesar USD 540 juta pada Maret 2019.

"Selain itu, kondisi global juga terlihat semakin kondusif sehingga IHSG menunjukkan potensi penguatan dalam jangka pendek di kisaran 6.419-6.446," tutur Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan di Jakarta.

BACA JUGA

Melanjutkan, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengungkapkan, jelang satu hari pelaksanaan Pemilu, IHSG berpeluang menghijau di jangka pendek.

"Sehari jelang pilpres, IHSG berada dalam rentang konsolidasi wajar dimana potensi penguatan masih terlihat cukup besar," jelasnya.

Adapun dia memprediksi IHSG akan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.389 - 6.556

Sementara itu, saham yang disarankan dibeli olehnya hari ini ialah saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Sedangkan Dennies menganjurkan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

nur


Penutupan Kemarin

Sepanjang perdagangan hari ini (30/5), IHSG bergerak pada kisaran 5.693,39 - 5.730,06, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau meski terjadi aksi jual investor asing pada perdagangan saham Senin (15/4/2019).

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (15/4/2019), IHSG naik 29,28 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.435,15. Indeks saham LQ45 menguat 0,48 persen ke posisi 1.013,27 Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham Pefindo25 melemah 0,29 persen.

Sebanyak 194 saham melemah sehingga membatasi penguatan IHSG. Sementara itu, 198 saham menguat dan 136 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.442,02 dan terendah 6.415,11.

 

 

 

Total frekuensi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 412.521 kali dengan volume perdagangan 14,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 400,94 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.060.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor tambang merosot 0,42 persen. Sektor saham aneka industri menguat 1,33 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi menguat 0,76 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,75 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham HRME melonjak 34,83 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham CPRI menguat 34,23 persen ke posisi Rp 200 per saham, dan saham MTPS meroket 24,67 persen ke posisi Rp 935 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham DART merosot 17,86 persen ke posisi Rp 230 per saham, saham BMSR terpangkas 10,95 persen ke posisi Rp 122 per saham, dan saham CSAP susut 10,61 persen ke posisi Rp 590 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,33 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,34 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,14 persen.

Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,42 persen, indeks saham Jepang Nikkei bertambah 1,37 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Indeks saham Taiwan menanjak 0,65 persen.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya