Lebih Hemat, Pertamina Pakai Software Penghitung Aliran Migas Buatan Sendiri

Pertamina saat ini sedang mengembangkan jaringan perpipaan yang luas pada blok-blok terminasi, sehingga software ini sangat mendukung efisiensi di sektor hulu.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Apr 2019, 11:46 WIB
Petugas lapangan memantau Area Tanki LPG (Spherical Tank) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Kilang RU V merupakan kilang pengolahan minyak Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meluncurkan PertafloSIM, perangkat lunak (software) penghitung aliran minyak dan gas (migas) dalam pipa sejak dari dasar sumur hingga ke permukaan dan titik serah atau titik jual (sales point).

Direktur Perencanaan, Investasi, dan Manajemen Risiko (PIMR) Pertamina Heru Setiawan mengatakan, inovasi ini merupakan bagian dari upaya Pertamina untuk melakukan efisiensi khususnya di sektor hulu. Software buatan sendiri ini biayanya jauh lebih hemat dibanding software komersial dengan sistem sewa lisensi yang sebelumnya digunakan Pertamina.

“Pertamina saat ini sedang mengembangkan jaringan perpipaan yang luas pada blok-blok terminasi, sehingga software ini sangat mendukung efisiensi di sektor hulu,” kata Heru, di Jakarta, Selasa (16/4/2019).

Heru menjelaskan, software ini merupakan hasil inovasi Tim Research and Technology Center Pertamina bersama dengan Research Consortium OPPINET Institut Teknologi Bandung (ITB).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kebanggaan

Direktur Logistik, Supply Chain & Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo (kanan), Dirjen Migas Djoko Siswanto (kedua kanan) VP Supply & Distribution Fariz Aziz (kiri) dan GM MOR 1 Joko Pitoyo (kedua kiri). (dok. Humas Pertamina)

PertafloSIM, merupakan kebanggaan karena hasil inovasi anak negeri sendiri. Kinerjanya sudah divalidasi dengan data lapangan-lapangan di Indonesia, dan berhasil memberikan solusi terhadap masalah operasi yang ada.

Software ini sudah diterapkan pada ujicoba di Lapangan Tambun yang memiliki jaringan lengkap mulai dari dry gas, black oil, dan model multiphase compositional," tutur Heru.

PertafloSIM juga telah dipresentasikan kepada SKK Migas dan Direktorat Hulu yang akan menjadi potensi pengguna paling besar, mulai dari Upstream Technical Center, Eksploitasi Pertamina EP, Asset-1, Asset-2, Asset-3, Asset-4, dan Asset-5 Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina Hulu Mahakam.

"Awalnya, software ini dikembangkan di sebuah mesin pemrograman, kemudian sejak 2016 muncul ide untuk membuat software dalam sebuah Graphical User Interface yang lengkap berisi modul-modul yang dibutuhkan yang akan menjadi alat kerja engineer sehari-sehari. Pada tahun 2016, usulan nama software adalah Pertaflo, dan di awal tahun 2019 disepakati seluruh pihak nama software ini menjadi PertafloSIM," paparnya.

 


18 Tahun

Petugas mengisi BBM pada sebuah mobil di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (1/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejak 18 tahun lalu Pertamina bekerjasama dengan ITB mengembangkan software perhitungan aliran minyak dan gas dalam pipa. Motivasinya adalah bagaimana memecahkan permasalahan-permasalahan di lapangan melalui model matematika dan simulasi.

Ke depan, PertafloSIM rencananya akan digunakan secara intensif di lingkungan Pertamina sehingga terwujud efisiensi biaya produksi dan terciptanya potensi perusahaan dalam mengembangkan teknologi sendiri.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya