Jack Ma Ingin Pegawai Kerja 12 Jam per Hari, Kenapa?

Jack Ma ingin menerapkan 72 jam seminggu atau 12 jam kerja per hari kepada karyawannya.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 18 Apr 2019, 06:00 WIB
Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus pendiri Alibaba, Jack Ma baru-baru ini menggemparkan dunia. Kali ini, ia datang dengan peraturan jam kerja bagi pegawainya yang begitu kontroversi.

Dilansir dari laman Forbes, Jack Ma ingin menerapkan 72 jam seminggu atau 12 jam kerja per hari kepada karyawannya. Jam kerja barunya ini dinamai dengan "9-9-6" ini berarti masuk dari jam 9 pagi dan pulang hingga jam 9 malam, dalam 6 hari seminggu.

Jack Ma mengatakan, seharusnya para karyawannya ini bersyukur karena mendapatkan kesempatan bekerja dan belajar yang cukup banyak. Ia pun menambahkan banyak perusahaan dan orang-orang yang tidak memiliki kesempatan untuk bekerja 996 ini.

"Jika Anda tidak bekerja 996 semasih muda, maka kapan lagi bisa mendapatkan kesempatan ini?" ujarnya.

Namun keputusan Jack Ma ini menimbulkan berbagai respon salah satunya respon menolak dan protes akan keputusan ini.

Sementara itu seperti dilansir dari laman Newshub, Undang-Undang Ketenagakerjaan China menyatakan bahwa seharusnya karyawan tidak bekerja lebih dari delapan jam sehari dan rata-rata tidak lebih dari 40 jam dalam seminggu. Meskipun lembur diperbolehkan namun itu hanya bisa 18 jam per minggunya hingga maksimum 36 jam per bulan.

 


Bukan Hanya Jack Ma, Ada Beberapa Perusahaan yang Menerapkan Ini

Jack Ma (Andrew Burton/Getty Images)

Beberapa karyawan Jack Ma telah menyuarakan protesnya dalam GitHub pada Maret lalu mengenai 9-9-6 ini, dan protesnya ini pun berkembang menjadi viral.

Mereka mengatakan dengan jam kerja 9-9-6 ini sama saja membuat mereka masuk ke ICU (unit perawatan intensif).

Ternyata bukan hanya Jack Ma sajalah yang menerapkan sistem jam kerja seperti ini. GitHub membuat daftar perusahaan yang menerapkan sistem ini setelah beberapa karyawan Jack Ma menyuarakan protes mereka.

Adapun beberapa perusahaan tersebut diantaranya, Allibaba, pembuat drone DJI, dan Bytedance perusahaan di balik aplikasi TikTok.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya