Ini yang Terjadi Jika All New Nissan Serena Dipaksa Tenggak BBM Subsidi

Memiliki perubahan dari sisi eksterior, interior serta beragam fitur baru, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) resmi menghadirkan Nissan Serena terbaru untuk pasar otomotif Tanah Air.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 16 Apr 2019, 16:04 WIB
Test drive all-new Serena di Sentul, Jawa Barat

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki perubahan dari sisi eksterior, interior serta beragam fitur baru, all new Nissan Serena resmi hadir di pasar otomotif Tanah Air.

Untuk dapur pacu, Serena terbaru dibenamkan mesin 4 silinder 2.0 liter, DOHC, twin CVTC yang mampu menghasilkan tenaga hingga 147,9 Tk pada 6.000 rpm dan torsi 200 Nm pada 4.400 rpm.

Dengan mesin tersebut, Jauhari Adzannis, General Manager R&D PT Nissan Motor Indonesia (NMI) mengatakan, Serena tidak disarankan menggunakan bahan bakar RON (research octane number) di bawah 92.

"Ada perubahan dari rasio mesin, sehingga diperlukan RON tinggi. Kompresi sebelumnya 11,2:1 jadi 12,5:1. Jadi disarankan menggunakan RON 92 ke atas," kata Jauhari di Sentul, Jawa Barat.

Saat disinggung efek buruk yang ditimbulkan apabila pemilik kendaraan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium atau Pertalite, Jauhari menegaskan mobil akan mengalami kendala di beberapa bagian.


Selanjutnya

"Bisa terjadi knocking. Kemudian karena dia ada sistem memori itu akan mengacaukan (ECU). Sensor-sensornya juga, dia kan ada sensor di exhaust-nya dan segala macam untuk Euro4. Kecenderungannya tenaga bisa drop dan malah bisa boros bahan bakar," tuturnya.

Selain itu, Jauhari menegaskan mesin terbaru Nissan Serena telah mengalami perubahan dari sisi pembuangan.

"Ada sistem Exhaust Gas Recirculation. Jika ada sisa pembakaran yang tidak sempurna, diputar kembali dan dimasukkan ke ruang bakar untuk lebih disempurnakan pembakarannya, jadi mobil akan lebih hemat bahan bakar," ujar Jauhari.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya