Ketua Umum PBNU: Coblos Capres Cawapres Sesuai Hati Nurani

Menurut Ketua Umum PBNU, pemilihan yang dilatarbelakangi paksaan atau melalui praktik money politics merupakan tanda kegagalan demokrasi.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 16 Apr 2019, 18:06 WIB
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (tengah) memberi keterangan saat konferensi pers terkait Pemilu 2019 di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (15/4). PBNU mengimbau masyarakat menggunakan hak pilih dengan nalar dan nurani untuk memilih presiden dan wakil presiden. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengimbau seluruh masyarakat untuk turut serta menyukseskan Pemilu 2019. Dia meminta masyarakat memilih sesuai hati nurani tanpa paksaan.

"Kepada seluruh warga bangsa Indonesia, wabilkhusus warga NU, mari kita sukseskan pesta demokrasi. Mari kita pilih parpol mana, capres cawapres mana yang sesuai hati nurani, jangan karena terpaksa atau money politics," ujar Said Aqil usai seminar dan dialog kebangsaan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (16/4/2019).

Menurut Kiai Said, pemilihan yang dilatarbelakangi paksaan atau motivasi keuntungan sesaat melalui praktik money politics merupakan tanda kegagalan demokrasi.

Dia menambahkan, memilih pemimpin negara merupakan sesuatu yang baik. Sehingga jalan untuk memperoleh pemimpin negara harus dilakukan dengan cara yang baik pula.

"Demokrasi adalah sarana, bukan tujuan. Kalau sarananya baik insya Allah tujuan kita baik. Tujuan tidak menghalalkan segala cara, walaupun tujuannya baik (tapi ditempuh) dengan cara tidak baik, itu tidak terpuji juga," kata Ketua Umum PBNU ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sengketa Pemilu

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (tiga kiri) didampingi sejumlah pengurus lainnya memberi keterangan saat konferensi pers terkait Pemilu 2019 di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (15/4). PBNU juga mengingatkan masyarakat memilih wakil rakyat yang memenuhi kriteria profetik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih lanjut, ia meminta masyarakat melakukan gugatan sengketa Pemilu melalui jalur yang ditentukan, yakni di Mahkamah Konstitusi sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Kita percayakan pada MK. Dan saya yakin warga bangsa Indonesia semuanya berbudaya, berakhlak, tidak akan seperti Timur Tengah. Insya Allah saya yakin itu. Dan saya jaga warga NU," katanya menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya