Liputan6.com, Jakarta - Okupansi hotel di Bali naik drastis pada pekan ini. Hal tersebut terjadi karena banyak tanggal merah dan libur akhir pekan yang cukup panjang (long weekend) pada minggu ini.
Ketua Bali Hotel Association Ricky Darmika Putra menjelaskan, okupansi hotel di Bali pada pekan ini ini mencapai 80 persen.
Advertisement
"Iya, mulai sore ini rata-rata hotel di Bali mengalami kenaikan setelah pesta demokrasi. Rata-rata 75 persen bahkan sampai 80 persen," ujarnya Rabu (17/4/2019).
Seperti diketahui hari libur pekan ini ialah Rabu, Jumat, dan Sabtu-Minggu. Perayaan hari Paskah pun menopang permintaan hotel yang tinggi di Bali ini.
"Iya, juga untuk easter (paskah). Mulai dari 19,20, dan 21 April ini," ujarnya.
Meski begitu, dia mengungkapkan, kenaikan okupansi hotel di Bali tersebut masih didominasi oleh turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman). "Lebih dominan wisman," ucap dia.
Tingkat Hunian Hotel Turun pada Februari 2019
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Februari 2019 mencapai rata-rata 52,44 persen. Angka ini turun 3,77 poin dibandingkan dengan TPK Februari 2018 yang tercatat sebesar 56,21 persen.
"Sementara itu, jika dibanding TPK Januari 2019, TPK hotel klasifikasi bintang pada Februari 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,97 pain," Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2019).
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Februari 2019 tercatat sebesar 1,93 hari, terjadi kenaikan sebesar 0,01 poin jika dibandingkan keadaan Februari 2018.
BACA JUGA
Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Februari 2019 naik 6,12 persen dibanding jumlah kunjungan pada Februari 2018, yaitu dari 1,20 juta kunjungan menjadi 1,27 juta kunjungan.
Suhariyanto mengatakan, kenaikan kunjungan juga terjadi 4,80 persen jika dibandingkan Januari 2019. "Jumlah wisman pada Februari sebesar 1,27 juta kunjungan," jelasnya.
Secara kumulatif (Januari-Februari 2019), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,48 juta kunjungan. Angka ini naik 8,19 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2017 yang berjumlah 2,30 juta kunjungan.
"Dengan harapan ini, akan semakin meningkat karena kita punya banyak strategi pemerintah. Pariwisata kita harap jadi sumber pertumbuhan ekonomi terwujud itu bukan hal yang mustahil diwujudkan karena kerja sama berbagai pihak," jelas Suhariyanto.
Advertisement