Petuah Akbar Tanjung Sebelum Pencoblosan

Tokoh politik senior Akbar Tanjung mengingatkan, pemilu di Tanah Air selalu menjadi sorotan dunia. Simak petuahnya di sini.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Apr 2019, 06:40 WIB
Ketua Dewan Penasihat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Akbar Tanjung. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh rakyat Indonesia yang telah memiliki hak memilih akan menggunakan suaranya pada hari ini, Rabu (17/4/2019). Jelang pencoblosan, Ketua Dewan Penasihat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Akbar Tanjung, mengingatkan sejumlah hal.

Tokoh politik senior ini mengingatkan, pemilu di Tanah Air selalu menjadi sorotan dunia. Oleh karena itu, dia meminta agar seluruh elemen menunjukkan, demokrasi di Indonesia kian kuat.

Hal ini disampaikannya usai bertemu dengan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir di kediamannya, Jakarta Selatan.

"Kita melihat bahwa kualitas dari pemahaman tentang demokrasi kita sudah makin menguat," ucap Akbar di Jakarta, Selasa 16 April 2019 malam.

Menurut dia, salah satu yang harus ditunjukkan ke dunia adalah perdamaian di Indonesia. Meski berbeda pilihan politik, warga tetap menyatu. Terlebih, sudah kodratnya, Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, dan ras.

"Tetap saja, kebersamaan kita sebagai bangsa, dapat kita terus pelihara dengan baik," kata Akbar.

Mantan Ketua DPR RI ini mengatakan, hak konstitusional rakyat tersebut harus dijaga betul, dengan cara memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), tanpa adanya gangguan apapun.

"Jadi kita harus mensukseskan dengan cara damai. Dan para tokoh bangsa, nasional, dan tokoh politik, menurut saya yang paling penting kepentingan nasional harus diutamakan," jelas Akbar Tanjung.

 


Bukan People Power

Cak Imin temui Akbar Tandjung di rumahnya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini, juga menyinggung soal adanya pihak-pihak yang ingin menggunakan people power, guna mementingkan kepentingan politiknya.

"Katakanlah people power, seolah ada keributan. Mana ada keributan? Enggak ada kan? Kalau kualitas demokrasi sudah meningkat, keributan dalam konteks konflik-konflik itu, saya yakin semakin kecil kemungkinan terjadi. Dalam politik memang ada kepentingan pasti. Manajemen konflik harus kita jaga," ungkap Akbar.

Dia menilai itu tidak relevan dengan menggunakan people power. Pasalnya, belum ada apa-apa, kemudian menaruh rasa curiga yang berlebihan, dan seakan-akan menginginkan adanya konflik.

"Hal itu kan sudah ada kecurigaan, sudah ada prasangka yang jelek. Ini prasangka harus kita hilangkan apalagi para tokoh pemimpin, dan pemimpin harus utamakan kepentingan bangsa negara rakyat, bukan kepentingan kelompok saja," jelasnya.

Karenanya, dia meminta semua pihak menerima semua hasilnya. Dan menghormati mekanisme yang seusai dengan aturan berlaku.

"Pokoknya kita semuanya harus menghormati hasilnya. Dan kita harus punya prasangka baik," kata Akbar.

Dia pun bercerita, soal pertemuannya dengan Erick Thohir. Menurutnya hanya sekedar bersilahturahmi semata.

"Silahturahmi saja dan berikan apresiasi kepada saya sebagai senior, dan adik-adik saya yang berkiprah di HMI, dan pada waktu itu eksponen alumni HMI yang memberikan dukungan pada capres Jokowi-Maruf," jelas Akbar.

Di tempat yang sama, Erick pun menegaskan, dalam pertemuan kali ini memang tak ada yang spesial.

"Tida ada yang surprise. Hanya bertemu dengan tokoh bang Akbar. Selain tokoh golkar, beliau juga tokoh di HMI. Kita semua berharap pemilu lancar," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya