Ini Pencoblosan Pemilu atau Kondangan?

Dengan konsep unik dan nyeleneh, panitia berharap agar partisipasi warga untuk memberikan suaranya meningkat signifikan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 17 Apr 2019, 15:00 WIB
Menggunakan konsepan ala pesta nikahan, seluruh dekor dan panitian jaga TPS 21 Garut, cukup menyedot perhatian masyarakat dalam pemilu 2019 kali ini (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Untuk menarik minat warga dalam memberikan hak pilihnya dalam Pemilu 2019, panitia penyelenggara pemilu di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 21 Kampung Panyingkiran, Desa Situsaeur, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, membuat suasana berbeda. Mereka menyajikan TPS unik dalam konsep yang berbeda, layaknya sebuah pesta hajatan.

Ketua KPPS 21, Asep Hilman, mengatakan pemilihan konsep ala pernikahan dengan tampilan ngejreng merupakan ikhtiar bersama seluruh panitia, agar pelaksanaan pencoblosan yang dilakukan hari ini, berlangsung menarik bagi pemilih. “Biar warga tertarik datang ke TPS,” ujarnya, Rabu (17/4/2019).

Bagi mereka, hajatan demokrasi rakyat lima tahun ini merupakan pesta seluruh masyarakat Indonesia, sehingga perlu penyajian yang unik, agar warga rela datang ke TPS. “Sejak awal kami sudah berencana membuat konsep yang berbeda,” ujarnya.

Tidak hanya area yang disulap layaknya pernikahan, penggunaan pakaian adat seperti kebaya dan lainnya, yang digunakan seluruh panitia, mampu menaikkan angka kedatangan warga untuk memberikan hak suaranya ke TPS.

Tidak lupa satu pesan ajakan mencoblos ‘Happy Nyoblos’ yang disematkan panitia di belakang kursi duduk pemilih, semakin menambah kemeriahan kegiatan pesta demokrasi rakyat tersebut.

Untuk memeriahkan acara, saat pertama kali melakukan pencoblosan, seluruh pantia  dibantu warga yang telah memenuhi area, melakukan prosesi melepas balon ke udara, sebagai sambutan bagi warga yang akan memberikan hak suaranya di TPS.

Dengan tampilan unik nan sopan itu, warga yang datang pun terkesima. Mereka segan menggunakan pakaian ala kadarnya, hingga tak sedikit di antara pemilih terpaksa menggunakan setelan batik dan setelan elegan lainnya.

Selain penerimaan yang ramah oleh dua penjaga pintu masuk sebelum di TPS, warga yang telah menunggu di dalam ruangan pun, dibuat tidak boring alias tidak jenuh dengan adanya sajian makanan untuk mengusir jenuh warga.

“Menunggu di dalam kan cukup lama. Jadi, biar tidak bosan, kita sediakan makanan sambil ngemil,” ujarnya.

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini


Ajakan Pemerintah

Menggunakan kostum ngejreng ala konsepan pernikaha, Tempat Pemungutan Suara (TPS) 21 Kampung Panyingkiran, Desa Situsaeur, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat cukup menyedot perhatian massa. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Wakil bupati Garut dokter Helmi Budiman mengaku bangga terhadap jerih payah panitia KPPS 21 yang telah membuat terobosan TPS unik tersebut. Menurutnya, hal tersebut bisa diikuti panitian lainnya, agar mampu meningkatkan angka partisipasi warga dengan baik.  

“Saya pikir pelaksanaan Pemilu 2019 ini cukup baik. Warga harus menggunakan hak pilihnya,” pinta dia.

Helmi yang didampingi istri dokter Hani Firdiani saat menggunakan hak pilihnya di TPS 01 kampung Cisanca, Desa Mekarwangi, Tarogong Kaler berharap, pelaksanaan pemilu 2019 bisa berlangsung damai dan kondusif, dengan tetap menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. “Berbeda pilihan silahkan, namun harus tetap menjaga persaudaraan,” ujar dia.

Rencannya setelah memberikan hak politiknya pagi tadi, Helmi segera bergegas untuk memantau beberapa TPS di Garut, untuk memastikan keadaan Garut tetap kondusif. “Nanti lihat saja TPS mana yang akan kita cek, intinya pemerintah Garut berharap agar pelaksanaan pemilu ini tetap damai,” kata dia.

Untuk menjawab harapan warga, Ia pun tak segan meminta KPUD bekerja dengan professional, sehingga mampu menghasilkan pemimpin pilihan berdasarkan pilihan masyarakat.

“Bekerja lah dengan jujur, dan memastikan perolehan suara sesuai dengan kondisi riil,” ujarnya.

Oom Homisah, salah satu pemilih yang berasal dari warga sekitar, mengaku bangga dengan jerih payah yang telah dilakukan panitia dalam mewujudkan TPS yang meriah. “Panitianya kreatif, apalagi lagi ini didekor layaknya di undangan pernikahan,” ujar

Menurutnya, konsepan TPS unik tersebut cukup menghibur warga, sehingga membuat antusia mereka untuk datang ke TPS memberikan hak suaranya. “Intinya panitianya cukup kreatif,” kata dia kembali menegaskan.

Ia pun berharap, dengan semakin meningkatnya angka partisipasi, mampu menghasilkan pemimpin bangsa yang  akan memberikan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih maju, untuk kepentingan masyarakat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya