Liputan6.com, Jakarta - Pencoblosan Pemilu 2019 berlangsung hari ini, Rabu (17/4/2019). Masyarakat diharapkan mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan hak suaranya.
Tak hanya memilih presiden dan wakil presiden, Pemilu kali ini juga akan memilih DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta DPD.
Sebelum mendatangi TPS tempat Anda mencoblos, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah pastikan Anda mendapat formulir C6.
Baca Juga
Advertisement
Formulir C6 ini merupakan undangan bagi Anda untuk mencoblos di TPS dekat rumah. Namun, tak perlu khawatir jika Anda tidak mendapatkan formulir C6.
Anda tetap bisa mencoblos dengan membawa KTP elektronik atau e-KTP. Tetapi, Anda harus pastikan jika nama Anda sudah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap atau DPT.
Pemilu 2019 bukan hanya jadi pemberitaan dalam negeri. Namun, masyarakat dunia juga turut mengikutip Pilpres di Tanah Air lantaran berita ini disorot oleh sejumlah media asing.
Situs berita The Guardian yang bermarkas di Inggris menyoroti pesta demokrasi yang berlangsung di Tanah Air. Media tersebut menuliskan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
"Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan mayoritas penduduknya adalah muslim." tulis The Guardian.
Dalam artikel bertajuk "Indonesia's biggest election under way as 193 million march to polls", mereka juga menyoroti soal 193 juta orang yang terdaftar sebagai pemilih di negara kepulauan tersebit.
"Para pemilih berbondong-bondong ke lebih dari 800.000 tempat pemungutan suara di mana mereka akan melubangi surat suara, sebagai tanda pemberian suara mereka." tambah keterangan media tersebut.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Latar Belakang Kedua Paslon
Sementara itu laman berita BBC dalam artikel bertajuk "Indonesia election: Millions vote in 'identity-defining' poll" menyoroti duel ulang yang terjadi pada 2014.
"Joko Widodo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kembali berduel dengan Prabowo Subianto, dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)." tulis situs berita itu.
Latar belakang Joko Widodo pun juga diangkat oleh BBC. Berawal dari seorang pengusaha furnitur hingga menjelma menjadi tokoh politik.
Selanjutnya, media Al Jazeera lebih menekankan pada upaya masing-masing kandidat dalam memproyeksikan diri.
"Widodo dan Amin berusaha memproyeksikan diri mereka sebagai progresif namun religius, dengan slogan kampanye "Memajukan Indonesia".
"Saya seorang nasionalis," kata Widodo pada pengumuman pencalonannya pada Agustus 2018, demikian dikutip dari artikel berjudul "Indonesia election: Widodo, Prabowo vie for presidency".
Advertisement