Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul di TPS Kompleks Menteri

Ketua KPPS TPS 01 Dennie Sastraja mengatakan, dari 205 pemilih yang terdaftar sebagai pemilih tetap dan 52 pemilihan tambahan di TPS 01.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Apr 2019, 15:23 WIB
Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan istrinya, Iriana memasukkan surat suara ke dalam kotak suara saat melakukan pencoblosan dalam Pemilu 2019 di TPS 008 Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (17/4). Jokowi dan Iriana terdaftar di nomor urut 154 dan 155 daftar DPT. (AP/Dita Alangkara)
Liputan6.com, Jakarta Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 01 unggul dalam pemungutan suara untuk pemilihan presiden (pilpres) di TPS 01 Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. TPS tersebut merupakan TPS yang berlokasi di kompleks menteri.
 
Ketua KPPS TPS 01 Dennie Sastraja mengatakan, dari 205 pemilih yang terdaftar sebagai pemilih tetap dan 52 pemilihan tambahan di TPS 01, ada 185 yang menggunakan hak suaranya untuk memilih calon presiden. Dari 185 surat suara tersebut, sebanyak 127 suara memilik pasangan Jokowi-Mak'ruf Amin.
 
"Jadi dari 205 DPT, untuk pemilihan presiden, perolehan 127 untuk pemilih 01, 56 untuk pemilih 02, dan yang tidak sah sebanyak 2 suara," ujar dia di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
 
Dennie mengungkapkan, banyaknya daftar pemilih tetap yang tidak menggunakan hak suaranya di TPS 01 dipicu banyak sebab. Salah satunya banyak penduduk yang beralamat di kompleks Widya Chandra namun menggunakan hak suaranya di lokasi lain.
 
"Ini karena kebanyakan orang ber-KTP di sini tapi tidak mencoblos di sini. Apakah mencoblos di luar negeri atau dimana kita tidak tahu. Ini dari tahun ke tahun seperti itu, ini apakah mereka sedang belibur, tidak mencoblos atau lainnya, kita tidak tahu," tandas dia.

Sri Mulyani Ungkap PR Berat yang Menanti Presiden Terpilih

Sri Mulyani di lokasi TPS. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap siapapun yang memenangkan pemilu bisa menjaga kepercayaan masyarakat. Beberapa isu yang Menkeu sorot adalah tentang korupsi, tata kelola, dan transparansi.

"Kita tentu berharap sesudah pemilu, orang akan fokus kepada bagaimana pemerintahan yang terpililh nanti kemudian akan menjalankan program-programnya. Itu biasanya yang menimbulkan confidence," ujar Sri Mulyani usai mencoblos di TPS 77 di Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Sri Mulyani menyebut kebijakan dibutuhkan untuk mengatasi masalah struktural di Indonesia, termasuk isu produktivitas dan pendidikan dalam menyambut industri 4,0.

Isu seperti tata kelola, transparansi, dan korupsi, juga disorot Sri Mulyani agar menjaga kepercayaan dari masyarakat. Ini pun dinilainya bagus untuk bisnis dan investasi.

Policy memang akan menangangi masalah-maslaah struktural di di Indonesia, seperti masalah produktivitas, pendidikan, Di masa industrial 4.0. Kita juga berharap bisa meng-adresss isu yang dikhawatirkan masyarakat seperti tata kelola, transparansi, korupsi. Menurutnya semuanya penting untuk menjaga confidence masyarakat serta dunia investasi dan bisnis.

"Ini juga bagus untuk investasi, karena dunia usaha, bisnis, itu mengharapkan suatu policy yang pertama dia response terhadap fundamental di dalam negerinya, tetapi antisipatik terhadap fluktuasi globalnya. Ini kan selalu kombinasi antar keduanya," ujar Sri Mulyani.

 


Menko Luhut: Pilpres Damai Jadi Sinyal ke Internasional bahwa Indonesia Aman

Luhut Binsar Pandjaitan dan istri usai pencoblosan di TPS 005, Kuningan. Dok: Maulandy Rizky Bayu Kencana/Liputan6.com

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan baru saja menunaikan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia dengan ikut mencoblos pada pemilu 2019 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 005 di Jalan Denpasar II, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.

Dia bersyukur, proses pencoblosan hari ini bisa berjalan aman dan lancar. "Semua sih alhamdulillah baik-baik ya. Saya kira kita dewasa berdemokrasi. Tidak ada pikiran kecurangan," ungkap dia, Rabu (17/4/2019).

Kelancaran penyelenggaraan pesta demokrasi ini disebutnya akan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa orang Indonesia memiliki budaya tertib. Tak lupa, ia pun berpesan kepada generasi muda bangsa untuk terus menjaga kelancaran proses pemilihan ini.

"Biarlah kalian terutama yang muda-muda untuk ke depan ini, supaya memilih pemimpin itu dengan damai, dengan nuraninya," imbuh dia.

Sebab, ia menyatakan, kecurangan dalam proses pilpres itu tiada gunanya. "Kita harus berpikir positif, oh ini untuk kepentingan nasional. Lalu juga jangan ribut lah," ucapnya.

"Tapi sampai pagi tadi, subuh, semua tertib, tidak ada yang aneh-aneh. Itu yang kita harapin," dia menambahkan.

Merujuk pada kondisi tersebut, Luhut pun menganggap antusiasme warga dalam melaksanakan pesta demokrasi pada tahun ini terkesan lebih meriah dibanding Pemilu pada edisi sebelumnya.

"Saya dengar tadi semua antre di mana-mana. Unbelieveble, hampir sulit dibayangkan bahwa yang hadir seperti ini. Yang saya ingat tahun 2014, di sini tidak seramai seperti sekarang ini," pungkas dia.

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya