Surat Suara Terbatas, Pasien RS Sardjito Yogyakarta Baru Bisa Nyoblos Sore Hari

Seharusnya pasien rawat inap RS Sardjito Yogyakarta dijadwalkan didatangi tim TPS pada siang hari. Namun, karena keterbatasan surat suara, pencoblosan baru dilakukan sore hari pada Pemilu 2019 ini.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 17 Apr 2019, 17:35 WIB
Pasien RS Sardjito dari atas ranjang memilih pada Pemilu 2019. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta Surat suara yang terbatas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di sekitar RSUP Sardjito, Sleman, Yogyakarta, membuat pasien rawat inap beserta keluarga yang sudah terdaftar tidak bisa mencoblos Pemilu 2019 di siang hari. Baru pada sore hari sekitar pukul 15.30 WIB, datang surat suara yang dikumpulkan dari wilayah lain di Kabupaten Sleman Yogyakarta. 

"Ini kami dapatkan 41 surat suara untuk memilih calon presiden dan wakil presiden dari Desa Sendangadi, Mlati, Sleman," kata Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Mlati, Sleman, Edi Maulana, di depan Klinik Permata Hati RS Sardjito, Rabu (17/4/2019).

Jika harus mencari lagi ke tempat lain, kata Maulana, hal itu akan membuat waktu pemungutan suara semakin malam. Selain itu, masih banyak juga beberapa TPS lain yang kekurangan surat suara. Sehingga didapatlah stok 41 surat suara untuk pemilih yang sudah terdaftar di RS Sardjito.

Tak lama berselang, Maulana bersama saksi langsung mendatangi pasien yang sudah terdaftar agar bisa mencoblos. Sekitar pukul 16.00 WIB, proses pencoblosan di RS Sardjito dimulai.

Kesempatan pertama diberikan kepada Agus, warga Kota Yogyakarta, yang dirawat karena patah tulang.

Pasien RS Sardjito dari atas ranjang memilih pada Pemilu 2019. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6.com)

Agus semringah ketika ia bisa memilih presiden dan wakil presiden pilihannya. "Senang sekali, kan satu suara begitu berarti," kata Agus.

Walau waktu pencoblosan yang dijadwalkan seharusnya pukul 12.00 WIB, dia tidak tampak kecewa karena sudah mendapat informasi dari suster yang menjaganya. "Ya enggak apa-apa, tadi suster sudah bilang kalau surat suaranya sedang dicari dari TPS-TPS lain," tutur pria 27 tahun ini.

Sebelumnya, ada 161 orang pasien rawat inap dan keluarga yang terdaftar untuk mengikuti pencoblosan di RS Sardjito. Namun, beberapa di antaranya sudah ada yang pulang.


Peserta Didik Bisa Nyoblos

Selain pasien dan keluarga, peserta didik yang ingin memilih juga bisa menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019. Mereka yang memilih adalah dokter residen, perawat, bidan yang sudah memiliki A5, seharusnya memilih di beberapa TPS yang ditunjuk di sekitar RS Sardjito.

"Tadi siang kan ada sekitar 20 persen dari 219 pegawai dan peserta didik yang sudah memiliki A5 tidak bisa nyoblos. Ternyata ada 3 TPS pada saat mereka mencoblos surat suaranya sudah habis. Sekarang ini, dengan kehadiran surat suara ke RS Sardjito ini, beberapa di antaranya bisa menggunakan hak pilih," kata Kepala Hukum dan Humas RS Sardjito Banu Hermawan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya