Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyatakan mudik 2019 akan berjalan lebih lancar dengan tingkat kemacetan yang diharapkan rendah.
Budi mengungkapkan, pihaknya telah menggelar rapat internal di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait dengan persiapan mudik ini.
"Untuk mudik, saya sudah rapat dengan eselon 1. Kita lihat mudik kali ini diharapkan lancar, kecuali ada hal-hal tertentu. Selain soal kemacetan, kita fokus juga soal keselamatan. Kita rapat lagi minggu depan," ujar dia di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Baca Juga
Advertisement
Budi menuturkan, salah satu kebijakan yang akan diterapkan pada mudik kali ini yaitu terkait dengan pembatasan kecepatan kendaraan. Untuk itu, Jasa Marga akan memasang alat pemantau kecepatan.
"Kita membatasi kecepatan, karena 70 persen ini melalui darat. Saya bicara dengan Dirut Jasa Marga, akan pasang alat-alat pemantau kecepata. Kita juga anjuran agar orang tidak gunakan sepeda motor, kita juga berikan solusi dengan program mudik gratis," ungkap dia.
Dalam mengantisipasi lonjakan kendaraan saat mudik Lebaran, lanjut Budi, pemerintah pusat akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) dan kepolisian setempat untuk mengatur lalu lintas selama mudik.
"Kita libatkan pemda dan Polres untuk merancang kegiatan (pengaturan)," tandas dia.
Menteri Basuki: Bakal Ada Diskon Tarif Tol pada Mudik Lebaran 2019
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan akan ada diskon tarif tol pada mudik Lebaran 2019. Namun dirinya mengaku belum bisa memastikan besaran diskon yang akan diberikan.
Basuki mengungkapkan, sama seperti tahun lalu, pemerintah berencana untuk memberikan diskon untuk tarif tol.
"Insya Allah (ada diskon)," ujar dia di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Rabu, 17 April 2019.
Namun demikian, pihaknya masih akan membahas hal ini dengan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT). Dirinya ingin pemberian diskon bermanfaat yang ingin mudik namun juga tidak membebani Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
"Nanti kita bicarakan itu. Maunya berapa," tandas dia.
Advertisement
14,9 Juta Warga Jabodetabek Bakal Mudik Lebaran 2019
Sebelumnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian menggelar Survei Potensi Pemudik Angkutan Lebaran Tahun 2019 di wilayah Jabodetabek.
Survei ini bertujuan untuk mengetahui potensi jumlah pemudik, penggunaan moda, pola perjalanan, biaya yang dihabiskan, preferensi tentang mudik gratis, serta persepsi tentang pelayanan angkutan lebaran tahun sebelumnya.
"Metode yang digunakan adalah wawancara langsung dari rumah ke rumah kepada masyarakat (home interview) dan sebagai pelengkap juga dilakukan online survey," kata Kepala Badan Litbang Perhubungan Sugihardjo di kantornya, Selasa (9/4/2019).
Berdasarkan survei yang telah dilakukan terhadap 7.762 responden rumah tangga, diprediksi bahwa jumlah masyarakat yang akan mudik pada tahun ini, di wilayah Jabodetabek sebanyak 3.465.458 rumah tangga.
Dengan total populasi pemudik sebanyak 14.901.468 orang atau 44,1 persen dari total penduduk Jabodetabek tahun 2018 sebanyak 33.759.549 orang.
Daerah Tujuan
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei tersebut, daerah tujuan terbanyak pemudik dari Jabodetabek adalah ke wilayah Jawa Tengah sebanyak 5.615.408 orang (37,68 persen), kemudian ke Jawa Barat sebanyak 3.709.049 orang (24,89 persen) dan ke Jawa Timur sebanyak 1.660.625 orang (11,14 persen).
Tujuan Jawa Tengah terbanyak adalah ke Kota Surakarta sebanyak 642.789 orang (4,31 persen), Semarang 563.881 orang (3,78 persen), dan Tegal sebanyak 354.110 orang (2,38 persen).
Karakteristik penggunaan moda oleh para pemudik Jabodetabek yang terbanyak adalah menggunakan bus sebanyak 4.459.690 orang (30 persen), mobil pribadi sebanyak 4.300.346 orang (28,9 persen).
Kemudian kereta api sebanyak 2.488.058 orang (16,7 perden), pesawat sebanyak 1.411.051 orang (9,5 persen) dan menggunakan sepeda motor sebanyak 942.621 orang (6,3 persen), dan sisanya menggunakan moda lain.
Sigihardjo menjelaskan, terdapat beberapa penggunaan moda yang berpotensi menurun jika dibandingkan moda yang dipilih pemudik pada tahun 2018. Seperti moda pesawat turun 0,2 persen, sepeda motor turun 0,3 persen, dan mobil pribadi turun 0,9 persen.
"Sementara yang mengalami kenaikan antara lain, adalah kereta api kelas bisnis naik 0,2 persen, dan kereta api kelas ekonomi naik 0,4 persen,” tambah dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement