Sambut Hasil Quick Count, IHSG Melonjak 87,30 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak perkasa didorong penguatan 10 sektor saham usai pemilu 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Apr 2019, 09:08 WIB
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019. IHSG diprediksi menguat oleh sejumlah analis yang didorong pemilu dan quick count Pilpes 2019.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (18/4/2019), IHSG menguat 87,30 poin atau 1,35 persen ke posisi 6.568,84.

Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG meroket 2,21 persen atau 143,51 poin ke posisi 6.625,05. Indeks saham LQ45 menanjak 3,25 persen ke posisi 1.057,23. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 155 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 26 saham melemah dan 85 saham diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.625,05 dan terendah 6.568,84. Total frekuensi perdagangan saham 22.665 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 201,62 miliar di pasar regular. Posisi dolar AS berada di kisaran Rp 14.010.

10 sektor saham kompak menguat. Sektor saham keuangan menguat 4,54 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusu sektor saham aneka industri mendaki 2,48 persen dan sektor saham industri naik 1,85 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham HRME mendaki 24,67 persen ke posisi Rp 374, saham SAPX menguat 24,32 persen ke posisi Rp 690 per saham, dan saham ABBA mendaki 10,67 persen ke posisi Rp 197 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham ASJT turun 6,85 persen saham ke posisi Rp 272 per saham, saham EMDA tergelincir 4 persen ke posisi Rp 240 per saham, dan saham GOOD terpangkas 1,72 persen ke posisi Rp 1.710 per saham.

Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,60 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,78 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,50 persen dan indeks saham Shanghai turun 0,60 persen.

Selain itu, indeks saham Singapura naik 0,01 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,04 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Prediksi Analis

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019. Sentimen pemilu 2019 dinilai akan direspons positif pelaku pasar.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG berpotensi menguat didorong euforia pelaksanaan pemilu yang aman dan damai. Selain itu, hasil penghitungan cepat sementara oleh lembaga survei juga memberikan katalis positif.

Selain itu, data ekonomi Indonesia seperti neraca perdagangan surplus USD 540 juta pada Maret 2019 juga memberikan tenaga untuk IHSG.

“Stabilifas fundamental makro ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan juga mendorong IHSG menguat,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (18/4/2019).

Sedangkan dari eksternal, proses negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS)-China berjalan baik juga akan pengaruhi pasar. Ditambah sentimen dovish dari pernyataan bank sentral Amerika Serikat dan data makro ekonomi China yang positif antara lain produksi industri dan penjualan ritel.

“IHSG berpeluang menguat secara teknikal. Ini terlihat dari pola three advancing soldiers candlestick pattern. IHSG akan bergerak di kisaran 6.421,62-6.515,07,” ujar Nafan.

Analis PT Indosurya Sekuritas, Willian Suryawijaya memprediksi hal sama. IHSG berpeluang menguat seiring stabilnya fundamental perekonomian. William prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.389-6.556.

 


IHSG Bakal Reli Usai Pemilu

Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara itu, dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, hasil Pemilu 2019 tidak ada kejutan. IHSG akan berpeluang menguat dan diharapkan reli 5 persen-7 persen usai Pemilu. Hal ini dapat dilihat dari data historical.

Berdasarkan data Ashmore, pada Pemilu 9 Juli 2014, IHSG menguat satu persen usai Pemilu. Sedangkan pada Pemilu 7 Juli 2009, IHSG menanjak 13 persen usai Pemilu.

Ashmore pun memilih saham untuk salah satu portofolio yang dicermati ketimbang obligasi. Hal itu meski obligasi masih menarik karena inflasi rendah, nilai tukar rupiah stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan potensi suku bunga acuan dipangkas pada semester II 2019.

Ashmore pun memilih saham-saham bank, bahan bangunan, konstruksi, infrastruktur dan konsumen.

Adapun sejumlah hal yang perlu dicermati usai Pemilu 2019 antara lain aliran dana investor asing, kebijakan pemerintah untuk menarik foreign direct investment (FDI), dan potensi suku bunga acuan turun pada semester II 2019.

Untuk saham-saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sedangkan Nafan memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Erajawa Swasembada Tbk (ERAA).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya