Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pesan berantai menyebar di aplikasi WhatsApp. Pesan berisi akan ada gerakan-gerakan yang mirip dengan situasi 1998. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menegaskan informasi tersebut hoaks.
"itu hoaks. Saya sudah buat gambar dengan diberikan stampel hoaks. Nanti saya kasih gambarnya," ucap Dedi di Mabes Polri, Kamis (18/4/2019).
Advertisement
Dedi menjelaskan, Direktorat Siber Bareskrim Mabes Polri sejak Rabu, 17 April pukul 21.00 WIB hingga Kamis, 18 April pukul 08.00 WIB siaga.
Hasilnya, informasi provokatif mengalami peningkatan sekitar hampir 40 persen. Antara lain informasi provokatif berisi ajakan untuk berbuat onar, melakukan aksi atau ajakan melakukan kerusuhan.
"Banyak sekali memang akun-akun tersebut menyebarkan konten-konten berupa narasi, foto, video, suara yang bersifat provokatif. Secara garis besar mengajak masyarakat," kata Dedi.
Dedi menduga, hoakstersebut beredar setelah lembaga hitung cepat merilis hasil perhitungan suara pileg dan pilpers.
"Memang kita melihat trennya setela ada hasil hitung. Itu langsung trennya meningkat sampai pagi ini banyak sekali video yang viral baik di Youtube, Instagram, Facebook maupun di sebar di WhatsApp Group. Itu sedang kita monitor," ucap Dedi.