Investor Kilang Cilacap Bakal Dapat Tax Holiday dari Sri Mulyani

Kepastian investasi untuk proyek pengembangan kilang Cilacap saat ini masih belum jelas, meskipun Saudi Aramco jauh-jauh hari menyatakan ketertarikan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Apr 2019, 14:10 WIB
Sri Mulyani pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali. Dok: am2018bali.go.id

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas membahas tindak lanjut kunjungannya ke Arab Saudi. Selain soal kuota haji, salah satu topiknya adalah pembahasan investasi Arab Saudi di Indonesia.

Usai rapat terbatas, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengatakan bahwa investasi Arab Saudi yang harus dipercepat adalah kerja sama antara Aramco dan PT Pertamina untuk kilang Cilacap.

Menurut Sri Mulyani, pembangunan kilang ini menjadi satu proyek strategis nasional menyangkut secara jangka panjang mempengaruhi ketahanan energi Indonesia. Untuk itu, demi mempercepat realisasi, Menkeu bahkan siap memberikan fasilitas tax holiday.

"Kalau mereka sesuai kriteria, mereka pasti akan mendapatkan tax holiday. Memang ini bidang yang diprioritaskan oleh republik, memenuhi fasilitas tax holiday," kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Seperti diketahui, saat berada di Arab Saudi, Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi Khalid Al Falih yang digelar di Royal Guest House, Riyadh.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kedua negara memang membicarakan kemungkinan tindak lanjut kerja sama antara Aramco dan PT Pertamina untuk kilang Cilacap.

Hingga saat ini kepastian investasi untuk proyek pengembangan kilang Cilacap saat ini masih belum jelas, meskipun Saudi Aramco jauh-jauh hari menyatakan ketertarikannya dalam proyek tersebut.

Saudi Aramco sendiri menyatakan siap berinvestasi hingga USD 6 miliar atau sekitar dengan beberapa persyaratan, salah satunya adalah mendapatkan insentif seperti tax holiday, lahan, dan penyerahan aset ke anak perusahaan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Putra Mahkota Arab Minta JK Percepat Pembangunan Kilang di Cilacap

Wapres Jusuf Kalla (JK) mendatangi TPS 03 Kelurahan Pulo, Jakarta Selatan, Rabu (19/4). Ditemani istri, Mufidah Kalla dan sang cucu, JK memberikan suaranya pada Pilkada DKI putaran kedua di TPS bernuansa Betawi tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla melakukan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad Bin Salman di sela-sela pertemuan KTT G20 di di Buenos Aires, Argentina.

Salah satu pembahasan mengenai upaya peningkatan hubungan bilateral, terutama membahas tentang peningkatan kerjasama ekonomi. Mulai dari kilang minyak, Informasi Teknologi (IT) hingga pelatihan tenaga kerja.

Kemudian, terkait dengan kilang minyak mereka sepakat akan mempercepat pembangunan pembangunan salah satu kilang minyak di Cilacap. Kilang tersebut ada bentuk kerja sama investasi antara Arab Saudi dan Indonesia.

"Kita kan sudah ada perjanjian untuk membangun kilang minyak di Cilacap, investasinya cukup besar sekitar USD 6 miliar, mereka minta dipercepat untuk dimulainya," kata dia Jumat (30/11) waktu setempat.

JK juga mengakui adanya beberapa faktor terhambatnya pembangunan kilang tersebut. Salah satunya yaitu Indonesia belum menyiapkan kebutuhan lahan yang memadai.

"Kita harus mengakui terhambatnya itu ada di pihak kita yang belum menyelesaikan masalah lahan, untuk itu mereka minta dipercepat," katanyaDxd.

 


Kurangi Impor

Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Wapres JK juga berharap dengan adanya kilang minyak tersebut Indonesia dapat memiliki penyimpanan minyak yang besar agar bisa mengurangi impor. "Semoga kita bisa mengurangi impor minyak," ungkap Wapres JK.

Seperti diketahui, kesepakatan kerjasama pembuatan kilang minyak tersebut merupakan tindak lanjut dari Head Of Agreement yang ditandatangani Pertamina dan Saudi Aramco tanggal 26 November 2015.

Kilang Cilacap akan dimodifikasi hingga menjadi kilang minyak modern terbaik di Asia. Kapasitasnya akan naik dari 348.000 barel per hari (bph) menjadi 400.000 bph. Biaya investasinya USD 6 miliar atau sekitar Rp 80 triliun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya