3 Sebab Suara Jokowi-Ma'ruf Masif di Jawa Timur

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin mendulang peroleh suara di Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Apr 2019, 21:00 WIB
Ketua PBNU Saifullah Yusuf. (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin mendulang peroleh suara di Jawa Timur.

Lembaga survei Indo Barometer mengungkap, dari data 99,67 persen yang sudah masuk hingga pukul 07.35 WIB, Kamis (18/4/2019), pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dibanding pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga di Jawa Timur. Nomor Urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin: 69,72 persen. Sedangkan nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno: 30,28 Persen.

Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) kepada Liputan6.com mengatakan, ada tiga hal yang melatarbelakangi peroleh suara Jokowi-Maruf di Jatim yang cukup signifikan, yaitu kinerja Jokowi, NU solid berkat Kiai Maruf Amin, dan tokoh lokal.

Namun Gus Ipul enggan menjabarkan nama-nama tokoh lokal yang dimaksud. "Ya ada banyak lah tokoh-tokoh lokal di Jawa Timur yang tidak bisa disebut satu persatu, takut ada nama yang terlewatkan," tutur Gus Ipul di Surabaya, Kamis (18/4/2019).

Selain itu, Gus Ipul juga minta semua pihak bisa menahan diri dan menghormati apapun kehendak rakyat yang telah tersalurkan melalui proses pemilu pada Rabu, 17 April 2019.

"Jerih payah harus dihargai sebagai proses demokrasi. Pada akhirnya ada yang menang ada yang kalah. Saya pernah merasakan kemenangan juga pernah kalah, tapi ini adalah tahapan yang harus diikuti dan dihormati bersama," kata Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, jika ada kejanggalan, atau mungkin menemukan masalah dalam proses pemilu kali ini, maka ada jalurnya yang harus dilewati. Yakni jalur hukum bukan jalur jalanan apalagi jalur people power yang belakangan sering disuarakan beberapa pihak.

Pemilu kali ini, memang yang paling besar dan paling rumit. Masyarakat pemilih dengan sabar dan telaten bahkan rela menunggu dan mengantre cukup lama.

"Ini pemilu besar dan paling rumit, namun bisa kita dilalui bersama. Ini perlu disyukuri dan harus dihargai jerih payah rakyat ke TPS apapun pilihannya," kata dia.

Tentu ada catatan-catatan bagi kandidat. Ada keberatan atau masalah yang muncul. Namun semuanya tidak bisa diselesaikan melalui jalur pengerahan massa. Para tokoh diharapkan juga tidak sembarangan mengumbar statemen yang memancing perpecahan di tengah masyarakat.

"Tidak bisa dengan cara adu kuat. Kalau adu kuat bisa sama-sama kuat. Kalau yang kalah punya massa, yang menang juga punya massa yang jauh lebih besar. Kami percara Pak Jokowi dan Prabowo adalah tokoh bangsa yang setelah Pilpres mampu merukunkan kembali," kata dia.

Gus Ipul juga mengatakan, untuk meredam massa, para kiai-kiai sepuh di Jawa Timur juga segera menggelar pertemuan guna mendorong situasi tetap damai dan tenang.

"Di sana ada ulamanya, di sini juga ada ulamanya. Kalau para ulama dan kiai kita bisa bertemu, insya Allah umat akan ikut. Kami semua ingin yang menang tidak jumawa yang kalah bisa lapang dada. Yang menang dan kalah bisa saling menghormati," ujarnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya