Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengawasi uji coba senjata baru berjenis pemandu taktis pada Rabu 17 April 2019, lapor media pemerintah Korea Central News Agency (KCNA).
Ini adalah kali pertama Pyongyang melakukan uji coba senjata secara publik pasca gagalnya KTT AS-Korea Utara kedua yang digelar di Hanoi, Vietnam, Februari lalu.
Kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, tidak menjelaskan secara pasti apa bentuk senjata tersebut, apakah itu rudal atau senjata jenis lain.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (18/4/2019), banyak pihak mengindikasikan bahwa uji coba senjata terkait sebagai rudal jarak pendek, bukan balistik jarak jauh yang dianggap mengancam oleh Amerika Serikat.
Namun demikian, menurut KCNA, rudal itu memiliki "mode khusus untuk mengarahkan penerbangan dan hulu ledak yang kuat".
Kim Jong-un mengatakan via KCNA: "Penyelesaian pengembangan sistem senjata berperan sangat penting dalam meningkatkan kekuatan tempur tentara Korea Utara".
Juga pada hari Kamis, pemerintah Korea Utara mengatakan tidak lagi ingin menyertakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam perundungan nuklir.
Kim Jong-un menyerukan kehadiran seseorang yang "lebih berhati-hati dan matang dalam berkomunikasi", lapor KCNA.
Kantor berita negara itu juga mengatakan, mengutip Kwon Jong Gun, seorang pejabat senior di kementerian luar negeri Korea Utara, bahwa "tidak ada yang bisa memprediksi situasi di semenanjung Korea jika AS tidak meninggalkan akar masalah, yang memaksa Pyongyang mengembangkan program nuklirnya".
Sebaliknya, tidak ada tanggapan langsung dari Gedung Putih, Pentagon, atau Kemlu AS atas uji coba senjata baru oleh pemerintah Korea Utara.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Korea Utara Sebut Punya Senjata Pelindung Sekuat Tembok Baja
Tahun lalu, menurut KCNA, Kim Jong-un dikabarkan telah mengawasi uji coba "senjata taktis" tidak bernama pada bulan November.
Senjata itu diklaim dapat melindungi Korea Utara layaknya "tembok baja".
Begitu juga tahun lalu, Kim Jong-un mengatakan Korea Utara akan menghentikan uji coba nuklir, namun berencana meluncurkan rudal balistik antarbenua.
Pernyataan itu diungkapkan atas dasar klaim Korea Utara bahwa kemampuan nuklir mereka telah "diverifikasi" dan memiliki daya tawar tinggi.
Kabar tentang kunjungan Kim Jong-un ke situs pengujian senjata taktis muncul setelah dia meninjau Angkatan Udara Korea Utara pada hari Selasa, lapor KCNA.
Di sana, pemimpin generasi ketiga dalam rezim sosialis Korea Utara itu dikabarkan untuk meninjau latihan terbang, dan menyatakan "sangat puas" pada kesiapan tempur mereka.
Advertisement
Sinyal Tegas ke AS
Sementara itu, gambar satelit yang diambil pekan lalu menunjukkan pergerakan di situs nuklir utama Korea Utara, yang dapat dikaitkan dengan pemrosesan ulang bahan radioaktif menjadi bahan bakar bom.
Pernyataan di atas disampaikan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional di Amerika Serikat pada hari Selasa.
"Kim Jong-un sedang mencoba membuat pernyataan kepada pemerintahan Donald Trump bahwa potensi militernya semakin meningkat," kata Harry Kazianis, seorang analis asal AS.
"Rezimnya menjadi frustrasi karena kurangnya fleksibilitas Washington dalam negosiasi baru-baru ini," lanjutnya.
Koh Yu-hwan, profesor studi Korea Utara di Dongguk University, setuju uji coba senjata terkait adalah sinyal kepada AS, bahwa Korea Utara tidak senang atas pembicaraan nuklir yang tersendat.
"Tetapi fakta bahwa itu bukan uji coba rudal jarak jauh atau nuklir, menggarisbawahi Pyongyang ingin mempertahankan dialog dengan Washington", tambahnya.