Tsukimi Ayano berjalan melewati boneka-bonekanya yang dipajang di sebuah sekolah dasar di desa kecil Nagoro, Jepang, 16 Maret 2019. Nagoro merupakan desa kecil yang ditinggali 27 penduduk dan 270 boneka. (KAZUHIRO NOGI/AFP)
Sejumlah boneka terlihat di sebuah teras rumah di desa kecil Nagoro, Jepang, 16 Maret 2019. Boneka-boneka tersebut dibuat oleh Tsukimi Ayano karena merasa kesepian setelah banyak tetangganya yang pergi meninggalkan desa. (KAZUHIRO NOGI/AFP)
Tsukimi Ayano memeriksa boneka-bonekanya yang dipajang di sebuah sekolah dasar di desa kecil Nagoro, Jepang, 16 Maret 2019. Tsukimi Ayano mulai meletakkan boneka-boneka di Desa Nagoro karena desa kecil teresebut semakin sepi ditinggal penduduknya. (KAZUHIRO NOGI/AFP)
Tsukimi Ayano memeriksa boneka-bonekanya yang dipajang di sebuah sekolah dasar di desa kecil Nagoro, Jepang, 16 Maret 2019. Ayano menciptakan boneka-boneka tersebut dengan tongkat kayu, koran untuk mengisi tubuh, kain elastis untuk kulit dan wol rajut untuk rambut. (KAZUHIRO NOGI/AFP)
Sebuah boneka yang menggambarkan seorang guru dipajang di sebuah sekolah dasar di desa kecil Nagoro, Jepang, 16 Maret 2019. Boneka-boneka tersebut seolah-olah hidup sungguhan dan beraktivitas selayaknya warga biasa. (KAZUHIRO NOGI/AFP)
Tsukimi Ayano memeriksa boneka-boneka yang dipajang di luar bengkelnya di desa kecil Nagoro, Jepang, 16 Maret 2019. Tsukimi Ayano menempatkan boneka-boneka di jalanan, halte, sekolah, dan tempat-tempat lainnya untuk menyuntikkan kehidupan ke desanya yang kekurangan penduduk. (KAZUHIRO NOGI/AFP)
Sejumlah boneka dipajang di sebuah kios pinggir jalan di desa kecil Nagoro, Jepang, 16 Maret 2019. Boneka-boneka tersebut seukuran manusia dan terlihat ada di mana-mana. (KAZUHIRO NOGI/AFP)
Pemandangan desa kecil Nagoro di Jepang, 16 Maret 2019. Desa Nagoro terletak di pengunungan selatan Pulau Shikoku. (KAZUHIRO NOGI/AFP)