Fenomena Pink Moon Terjadi di Langit Malam Sejumlah Negara pada Hari Ini

Bulan Merah Muda atau Pink Moon muncul di langit malam sejumlah negara pada hari ini, di mana terjadi setiap setahun sekali.

oleh Afra Augesti diperbarui 19 Apr 2019, 20:10 WIB
Pink Moon yang diambil pada 29 April 2017. (THOMAS KIENZLE/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena langit berupa Pink Moon atau Bulan Merah Jambu terjadi pada malam ini di sejumlah negara, yang mana muncul setiap setahun sekali.

Julukan untuk Bulan Merah Jambu lantaran warna yang dipancarkannya ketika nongol di angkasa dan bertepatan dengan mekarnya bunga liar berwarna merah muda.

Nama tersebut kemungkinan juga diambil dari rona tanaman Phlox yang berkembang di awal musim semi di Amerika Serikat dan Kanada.

Seperti layaknya Bulan purnama, pecinta astonomi dapat melihat Bulan Merah Muda yang sepenuhnya diterangi oleh cahaya matahari pada malam ini.

Menurut keterangan dari Royal Museums Greenwich, yang dilansir dari Daily Mail pada Jumat (19/4/2019), Bulan purnama akan mencapai puncaknya setelah tengah hari, pada pukul 12.12 siang British Summer Time atau BST (18.12 WIB), meskipun tidak akan mudah dilihat sampai senja.

Kehadiran Bulan Merah Muda di langit dianggap sangat penting, karena digunakan untuk menetapkan tanggal Paskah, yang merupakan hari Minggu setelah Bulan purnama pertama usai ekuinoks musim semi.

Dalam beberapa budaya di negara lain, Bulan Merah Muda dikenal sebagai Sprouting Grass Moon, Egg Moon, dan Fish Moon. Sedangkan untuk Bulan purnama berikutnya disebut sebagai Flower Moon, yang berlangsung pada 18 Mei 2019.

Menurut Almanac petani kuno, Bulan purnama mencapai puncaknya pada pukul 12.12 BST (18.12 WIB).

Waktu kemunculan Bulan purnama tergantung pada posisi Bulan berada di orbitnya di sekitar Bumi. Inilah sebabnya, Bulan purnama bisa terjadi di siang hari untuk lokasi tertentu.


Warga di Tempat Lain

Bulan tampak berwarna merah darah saat terjadinya fenomena gerhana bulan total di Bernkastel-Kues, Jerman, Jumat (27/7). Gerhana bulan yang terlama pada abad ini dapat disaksikan di seluruh dunia dengan mata telanjang. (Harald Tittel/dpa via AP)

Sementara itu, penduduk Amerika dikatakan bisa menangkap peristiwa tersebut, saat Bulan mencapai puncaknya, pada pukul 07.12 EST (18.12 WIB).

Agar bisa melihat Bulan Merah Jambu dengan baik, cobalah menuju ke daerah yang punya sedikit polusi cahaya, sehingga satelit alami Bumi ini akan tampak sangat cerah di langit malam.

Di China, Bulan Merah Jambu dilaporkan berlangsung pada waktu malam, mulai dari sekitar jam 16.00 waktu Tiongkok.

Prancis, Italia, dan Spanyol bisa menyaksikannya sekitar pukul 13.00 (Western European Time atau WET) dan akan mencapai puncaknya di Eropa Timur sekitar pukul 14.00 (Eastern European Time atau EET).


Mitos

Bulan tampak berwarna merah darah saat terjadinya fenomena gerhana bulan total di atas langit Tel Aviv, Israel,, Jumat (27/7). Gerhana bulan terlama pada abad ini dapat disaksikan di seluruh dunia dengan mata telanjang. (AP/Ariel Schalit)

Bulan Merah Jambu terjadi ketika Bulan terletak di sisi yang berlawanan dari Bumi dan matahari, yang berarti Bulan sepenuhnya akan diterangi oleh sinar mentari.

Menurut Old Wive's Tale, banyak yang percaya bahwa kejadian ini dapat disebabkan oleh siklus Bulan dan awal Bulan purnama.

Selain itu, Bulan purnama pada April ini diyakini sebagai momen yang berdekatan dengan kelahiran anak pertama dari Pangeran Harry dan Meghan Markle.

Konon, tarikan gravitasi dari Bulan purnama mempengaruhi air ketuban. Teori ini diklaim sama dengan cara Bulan dalam memengaruhi air laut dan sungai, serta kadar hormon melatonin.

Bangsal bersalin pun disebut lebih sibuk saat Bulan purnama tiba, meskipun anggapan ini ditantang keras oleh sejumlah besar ahli medis di dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya