Seruan Tokoh Agama untuk Jaga Persatuan Setelah Pemilu 2019

Sejumlah tokoh agama menyerukan agar masyarakat dapat menjaga persatuan usai Pilpres 2019. Sehingga tak ada lagi benih-benih perpecahan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 20 Apr 2019, 08:59 WIB
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (dua kiri) memberi keterangan saat konferensi pers terkait Pemilu 2019 di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (15/4). PBNU mengimbau masyarakat menggunakan hak pilih dengan nalar dan nurani untuk memilih presiden dan wakil presiden. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pagelaran Pilpres 2019 telah berlangsung dengan damai dan aman. Meski demikian, ajang lima tahunan ini dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan bagi bangsa.

Untuk itu, sejumlah tokoh agama menyerukan agar masyarakat dapat menjaga persatuan. Sehingga tak ada lagi benih-benih perpecahan.

"Pemilu 2019 sudah berlangsung, saya kira kita rekat kembali kalau ada gesekan. Ini masanya untuk bersatu kembali, damai kembali," ujar Ketua PGI Pendeta Henriette Tabita Hutabarat Lebang seperti dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Sabtu (20/4/2019).

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengungkapkan kalah atau menang dalam kontestasi Pemilu merupakan hal biasa. Dua kondisi itu memang harus dalam dalam setiap proses demokrasi.

"Kita ini saudara, satu bangsa dan Tanah Air, kalah menang biasa. Memang harus ada yang menang dan kalah, itu biasa dalam proses demokrasi," kata Said.

Untuk itu, lanjut dia, jangan karena hanya karena sesuatu yang tidak terima hasil dari kontestasi, ada pihak lain yang melakukan tindakan yang merugikan keutuhan bangsa. "Kita sayangi, mari rawat bersama," ujar Said.

Dia menyebut sebagai penduduk yang mayoritas muslim, saatnya untuk menunjukkan ke dunia, bahwa Indonesia telah dewasa dalam berdemokrasi.

 


Tidak Lakukan Anarkis

UKP-DKAP Din Syamsuddin saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa di Jakarta, Kamis (8/2). Ada tujuh isu keagamaan yang akan dibahas dalam musyawarah pemuka agama kali ini. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Hal senada disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin. Dia meminta semua pihak untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan bangsa.

"Kita sedang menghadapi agenda demokrasi sudah selesai satu tahapan penting, masih ada tahapan lain. Marilah kita lalui semua dengan berpegang teguh taat konstitusi," ujar Din.

Karena itu, lanjut dia, semua pihak diminta mengendalikan diri dari anarkis, konflik, maupun bentrok yang hanya merugikan semua.

"Kita berharap Pemilu 2019 akhirnya berujung damai. Namun tetap sarankan jangan lupa kejujuran dan keadilan. Ini adalah dua sifat pemilu yang diamanatkan oleh konstitusi," ujar Din.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya