Liputan6.com, Jakarta - Tahun demi tahun, Google terus menduduki peringkat teratas sebagai perusahaan ternyaman bagi semua karyawan.
Meski begitu, tingkat penerimaannya sangat sedikit, hanya 0,2 persen. Anda lebih berpeluang mendaftar di Harvard daripada melamar kerja di sini.
Situs web karier Google juga sangat sederhana. Slogannya "Apply. Interview. Decide." atau "Lamar. Wawancara. Tentukan". Google juga mengklaim melakukan wawancara dengan teknik yang berbeda dari perusahaan pada umumnya.
Dilansir dari laman CNBC, ternyata butuh wawancara setidaknya 12 kali dari awal hingga diterima di Google. CEO Google, Sundar Pichai menjalani sembilan wawancara pada 2014 untuk menempati posisi SVP Manajemen Produk.
Baca Juga
Advertisement
Proses penerimaannya sendiri memakan waktu 6 hingga 9 bulan, dengan rerata wawancara sebanyak 12 hingga 25 kali. "Itu sangat mengerikan," ujar CEO Humu Laszlo Bock yang pada saat itu merupakan SVP People Operations di Google.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pakai metode wawancara terstruktur
Untuk menentukan apakah seseorang layak bekerja di Google atau tidak, pewawancara Google menggunakan metode sains yang disebut wawancara terstruktur.
Calon karyawan menyiapkan daftar pertanyaan yang ketat dan relevan, kemudian membuat rubrik penilaian untuk dicocokkan.
Alih-alih menanyakan pertanyaan pada kandidat, wawancara ini justru menguji bagaimana kandidat bisa membuat pertanyaan terstruktur dan konsisten.
Saat menyusun pertanyaan, calon karyawan harus memperhatikan 4 aspek penting ini:
1. General cognitive ability, yaitu kemampuan belajar dan adaptasi dengan cepat
2. Leadership, yaitu kemampuan memimpin
3. Googleyness, yaitu kemampuan merasa nyaman dengan ambiguitas dan punya sifat kolaboratif
4. Role-related knowledge, yaitu kemampuan dan pengalaman yang sesuai dengan spesifikasi posisi yang dilamar.
Advertisement