Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghadirkan empat perempuan peneliti untuk menginspirasi Kartini Indonesia menjadi agen perubahan bagi dunia ilmu pengetahuan dan riset Tanah Air. Mereka adalah Myrtha Karina Sancoyorini, Djunijanti Peggie, Sri Yudawati Cahyarini, dan Anne Kusumawaty.
"Selain menjadi peringatan atas jasa RA Kartini, momentum Hari Kartini juga menegaskan kembali kiprah nyata peran perempuan masa kini dalam mengatasnamakan ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan bangsa serta peran sebagai istri dan ibu," kata Sekretaris Utama LIPI Nur Tri Aries Suestiningtyas, dilansir dari Antara, Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
Advertisement
LIPI jelas Nur juga memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk berkarya dan berkontribusi bagi bangsa lewat ilmu pengetahuan. Di antaranya lewat empat orang peneliti perempuan yang dihadirkan LIPI untuk menginspirasi perempuan Indonesia.
Myrtha Karina Sancoyorini, seorang Profesor Riset yang juga peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI. Dia mengkaji lignoselulosa untuk bahan yang ramah lingkungan, salah satunya bioplastik dari limbah fermentasi air kelapa.
"Dalam kondisi kering, nata yang merupakan fermentasi air kelapa bersifat sangat kaku sehingga sangat sesuai untuk plastik yang bersifat kaku. Untuk aplikasi yang memerlukan elastisitas tinggi dan transparan, nata dapat di rekayasa menggunakan modifier," kata Myrtha.
Kedua, Djunijanti Peggie. Dia merupakan peneliti sistematika kupu-kupu dari Pusat Penelitian Biologi LIPI yang mengajak masyarakat mengenali dunia kupu-kupu dalam perspektif yang berbeda.
“Kita dapat belajar berbagai hal dari kupu-kupu. Dari hal yang tidak mungkin dan tidak terbayangkan, dapat terjadi ternyata sungguh dialami oleh kupu-kupu,” kata Peggie yang merupakan doktor kupu-kupu pertama di Indonesia lulusan perguruan tinggi luar negeri, tepatnya Cornell University, Amerika Serikat.
Sosok Kartini lainnya adalah peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Sri Yudawati Cahyarini. Dia mengingatkan tentang perubahan iklim melalui bidang paleoclimate.
“Paleoclimate penting untuk semakin memahami fenomena iklim melalui pengetahuan kondisi iklim di masa lampau lewat data parameter iklim dalam waktu yang panjang yang tidak terjangkau oleh data pengukuran,” ujar Yudawati.
Untuk mendapatkan data-data tersebut, dirinya mengaku melakukan penelitian arsip-arsip iklim seperti koral, sedimen laut dan danau.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
ILustrator Botani
Sosok perempuan Indonesia lainnya yang menginspirasi adalah Anne Kusumawaty. Seorang ilustrator botani dari Herbarium Bogoriense Pusat Penelitian Biologi LIPI.
Anne mengatakan ilustrasi botani memegang peran penting untuk menjelaskan tentang spesifikasi botani.
“Ilustrasi adalah bagian dari Botani yang sangat penting seiring perkembangan ilmu pengetahuan untuk mengungkap karakter tumbuhan yag di perlukan”, jelas Anne yang karyanya baru-baru ini dipamerkan dalam ajang Margaret Flockton Award Exhibition 2019 yang diselenggarakan oleh The Royal Botanic Garden Sydney, Australia.
Advertisement