Gelar Pemilu, Warga di Sini Beri Hak Pilih Pakai Kelereng

Warga di Gambia memiliki cara unik ketika melangsungkan Pemilu. Penasaran seperti apa? Cek di sini.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2019, 16:19 WIB
Sejumlah petugas menghitung kelereng yang akan digunakan untuk pemilihan Presiden Gambia di distrik Tallinding, Serekunda, Gambia (30/11). Mekanisme pemungutan suaranya hampir sama dengan negara demokrasi lainnya. (AFP/Marco Longari)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia baru saja menyelenggarakan Pemilu 2019, di mana mereka memakai hak pilih untuk memilih presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kota/kabupaten.

Biasanya Pemilu di Tanah Air melakukan pemungutan suara dengan menggunakan kertas. Namun hal tersebut tampaknya tak berlaku di Gambia, Afrika. Ternyata warga Gambia memiliki cara unik dalam melaksanakan pemilihan presiden dan anggota DPR.

Sebuah foto yang beredar di jejaring sosial menunjukkan warga di Gambia, melakukan pemungutan suara dengan kelereng. Pemungutan suara pada April dan Mei 2018 itu diselenggarakan untuk memilih anggota dewan dan wali kota di Gambia.

“Ada negara-negara yang menggunakan surat suara dengan tingkat literasi tinggi ... Drum ini tidak hanya mahal, namun kami harus mengecat warna partai dan warna khusus kandidat independen," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum, Alieu Momar Njai, kepada The Fatu Network, Sabtu 20 April 2019.

 


Cara Ini Terakhir Dipakai di Gambia

Seorang petugas menghitung kelereng yang akan digunakan untuk pemilihan Presiden Gambia di distrik Tallinding, Serekunda, Gambia (30/11). Kelereng ini digunakan untuk memilih presiden dan sebagai pengganti kertas suara dalam pemilu. (AFP/Marco Longari)

Masyarakat yang akan memakai hak pilih mereka akan diberikan kelereng oleh petugas TPS setelah verifikasi identitas. Lalu, pemilih diminta ke bilik suara. Di dalam bilik suara terdapat drum berisi foto kandidat.

Begitu memilih kandidat, mereka memasukkan kelereng ke lubang kecil. Petugas pemungutan suara akan mendengarkan dengan hati-hati dentang lonceng sepeda yang melekat pada ujung tabung di dalam drum, mencegah orang memilih lebih dari satu kali.

Tak lupa, serbuk gergaji atau pasir ditaburkan di bagian bawah lubang sehingga tidak ada suara kedua yang terdengar.

Namun tampaknya pemungutan suara dengan cara unik ini menjadi yang terakhir kalinya. Pemerintah setempat berencana akan melakukan Pemilu dengan surat suara seperti negara-negara lain.

Cukup unik bukan, bagaimana menurutmu?

Sumber: Dream.co.id

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya