Peserta Lomba Foto FTT 2019 Eksplor Pantai Tumpapa dan Makakata Indah

Lomba foto menjadi salah satu kegiatan yang dihelat dalam rangkaian Festival Teluk Tomini 2019, tanggal 19-23 April ini. Memasuki hari kedua, peserta diajak mengeksplor Pantai Tumpapa dan Makakata Indah Tomini.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2019, 08:58 WIB
Lomba foto menjadi salah satu kegiatan yang dihelat dalam rangkaian Festival Teluk Tomini 2019, tanggal 19-23 April ini. Memasuki hari kedua, peserta diajak mengeksplor Pantai Tumpapa dan Makakata Indah Tomini.

Liputan6.com, Jakarta Lomba foto menjadi salah satu kegiatan yang dihelat dalam rangkaian Festival Teluk Tomini 2019, tanggal 19-23 April ini. Memasuki hari kedua, peserta diajak mengeksplor Pantai Tumpapa dan Makakata Indah Tomini. Mereka wajib menghasilkan karya foto terbaik agar terpilih sebagai pemenang.

Kadis Pariwisata Parigi Moutong Zulfinachri Achmad mengatakan, lomba foto diikuti 50 peserta. Mereka sudah berburu foto sejak pembukaan FTT 2019 di halaman Kantor Bupati Parigi Moutong, Jumat (19/4). Khususnya saat Parade Tomini Fashion Carnival berlangsung.

“Tahun ini, panitia menyiapkan hadiah total Rp25 juta untuk beberapa pemenang. Meski tidak terlalu besar, masyarakat cukup antusias mengikuti lomba ini,” ujarnya, Sabtu (20/4).

Terkait objek yang dijadikan fokus dalam lomba foto kali ini, Zulfinachri berharap kedua destinasi wisata tersebut dapat terangkat ke permukaan dan semakin dikenal luas. Bukan hanya bagi masyarakat Parigi Moutong, tetapi meluas hingga Provinsi Sulawesi Tengah hingga nusantara.

Untuk diketahui, Pantai Tumpapa merupakan salah satu objek wisata unggulan yang berada di Desa Malakosa, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong. Pantai ini berjarak sekitar 150 km dan bisa ditempuh kurang lebih 2,5 jam perjalanan dari pusat Kota Palu.

Untuk mencapai lokasi tersebut, dapat menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Suasana hutan bakau yang masih asri akan menyambut pengunjung ketika memasuki lokasi Pantai Tumpapa.

Terdapat satwa-satwa liar yang hidup di sekitar hutan, seperti burung bangau, biawak, dan elang pantai. Sampai di lokasi, pengunjung bisa menikmati hamparan pasir putih yang membentang sepanjang garis pantai dengan ditumbuhi pepohonan.

“Pohon-pohon yang tumbuh di sekitar pantai membuat daerah pesisir menjadi teduh, sehingga para pengunjung dapat bersantai dengan nyaman. Peserta lomba foto pun bisa leluasa mengambil angle yang akan dibidik,” imbuhnya.

Begitu pun dengan Makakata Indah Tomini, merupakan destinasi wisata pantai di wilayah Parigi Moutong yang selama ini cukup banyak dikunjungi masyarakat sekitar. Banyak spot-spot instagramable yang dihadirkan pengelola, sehingga lokasi ini masuk kategori nomadic tourism. Generasi millenial paling banyak mengunjungi tempat ini.

Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti berharap, pemerintah daerah bisa terus mengeksplor kekayaan wisata yang dimiliki Parigi Moutong. Baik wisata alam, seni budaya, maupun kulinernya. Semua bisa lebih dimaksimalkan agar semakin banyak wisatawan yang datang ke daerah utara di wilayah Sulawesi Tengah ini.

“Banyak cara bisa dilakukan untuk mengeksplor destinasi wisata yang ada. Selain dengan mengadakan lomba foto atau menggelar event tahunan, bisa juga menggandeng generasi millenial untuk terlibat langsung dalam hal promosi, khususnya di media sosial seperti Instagram,” jelasnya.

Festival Teluk Tomini sendiri masuk dalam kategori wisata bahari dan budaya. Belakangan, jenis wisata bahari sangat digandrungi karena banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Tak hanya bersantai menikmati keindahan pantai, wisatawan juga bisa melakukan kegiatan lain sesuai dengan potensi objek wisata yang bersangkutan. Bisa diving, snorkeling, memancing, bahkan di pantai-pantai tertentu bisa digunakan untuk surfing.

"Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak objek wisata pantai yang indah dan potensial. Pantai dan laut menjadi salah satu kekayaan yang bisa digarap untuk menopang sektor pariwisata Indonesia, seiring dengan meningkatnya target kunjungan wisman sebesar 20 juta sepanjang tahun 2019," terangnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, potensi pariwisata bahari Indonesia perlu dikembangkan lebih maksimal. Sebagai negara kepulauan, wisata bahari dinilai mampu memberi pemasukan yang cukup signifikan bagi Indonesia.

“Kekayaan bahari Indonesia amat beragam. Selain pantai, 70 persen jenis koral yang hidup di dunia terdapat di Indonesia. Sayangnya, kelebihan itu belum dikelola dengan baik, sehingga tidak memberi dampak positif bagi perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat. Perlu terobosan yang lebih efektif untuk mendorong kemajuan wisata bahari kita,” tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya