2 Petugas KPPS yang Meninggal di Bogor Akan Diberi Penghargaan

Ade Munawaroh yang akrab disapa Ade Yasin ini mengapresiasi loyalitas dan dedikasi kedua almarhum.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 21 Apr 2019, 13:03 WIB
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat akan mendistribusikan kotak suara menuju TPS di desa Cidokom, Bogor, Selasa (16/4). Pada 17 April 2019, masyarakat dapat menunaikan haknya mencoblos, baik untuk memilih caleg maupun presiden-wakil presiden. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Bogor - Dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat meninggal dunia dan lima orang lainnya sakit saat menjalankan tugas pada Pemilu 2019. Atas jasa mereka mensukseskan pesta demokrasi, Pemkab Bogor akan memberikan penghargaan.

"Kami akan berikan penghargaan bagi yang meninggal maupun sakit," kata Bupati Bogor Ade Munawaroh usai meninjau rapat pleno di Kecamatan Cibinong, Sabtu (20/4/2019) sore.

Ade Munawaroh yang akrab disapa Ade Yasin ini mengapresiasi loyalitas dan dedikasi kedua almarhum. Oleh karena itu, mereka menurutnya layak diberi gelar pahlawan demokrasi.

"Pasti kita pikirkan karena mereka adalah pahlawan demokrasi yang bekerja siang malam untuk lancarnya pesta demokrasi ini," terang Ade. Dia juga menyampaikan bela sungkawa serta penghormatan yang setinggi-tingginya kepada petugas KPPS yang gugur maupun sakit dalam tugas.

"Ini juga adalah pengorbanan seluruh keluarga mereka. Kami atas pemerintah daerah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya," kata dia.

Kepada anggota KPPS yang lain, Ade berharap agar tetap bersemangat dan selalu menjaga kesehatan. Ia juga mengimbau kepada seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan camat untuk memperhatikan mereka.

"Untuk diperhatikan makan minumnya agar tidak ada yang kelaparan," kata dia.

Sementara bagi dua petugas KPPS yang meninggal saat menjalan tugas, pihaknya mengklaim telah memberikan santunan melalui perusahaan BUMD maupun aparatur di wilayah setempat.

"Kebetulan Direktur PDAM waktu itu sedang bertugas. Mengetahui ada kejadian itu langsung datang dan memberi santunan ke petugas KPPS yang meninggal di Cijeruk. Di Bojonggede juga sama, diberikan oleh camat," ucapnya.

Di Kabupaten Bogor, tercatat ada dua petugas KPPS meninggal dunia dan lima orang lainnya dirawat. Ketujuh orang tersebut sempat tak sadarkan diri. Mereka diduga kelelahan setelah melaksanakan pemantauan dan penghitungan suara pada pemilu legislatif dan presiden 2019.

Adapun ketujuh korban itu adalah Iman Yusuf (26) dan Pendi (27), petugas KPPS di Desa Karya Mekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Keduanya pingsan saat proses penghitungan suara pada Rabu (17/4/2019) malam.

Yusuf sempat duduk kemudian pingsan saat penghitungan suara DPRD Kabupaten Bogor di TPS 09. Dia kemudiam dibawa dan menjalani perawatan di Puskesmas Cariu. Sedangkan Pendi pingsan saat penghitungan suara caleg DPRD di TPS 10.

Selanjutnya, Ketua KPPS Desa Cibatok 2 Cibungbulang, Dede Adha pingsan di TPS saat monitoring penghitungan suara.


Pingsan dan Meninggal

Kemudian, Agung Ketua PPK Megamendung, Kabupaten Bogor mengalami nasib serupa. Dia jatuh pingsan di kantor PPK saat persiapan rapat pleno pada Jumat (19/4/2019) pagi.

Terakhir, Rahmat Rohimat tak sadarkan diri saat menjalankan tahapan pemilu berupa rekapitulasi surat suara di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Sabtu (19/4/2019) sore.

Nasib nahas menimpa Rusdiono dan Jaenal. Keduanya meninggal dunia saat menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu.

Rusdiono, Ketua KPPS di Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor ini meninggal setelah tak sadarkan diri usai mengantarkan surat suara ke kantor kecamatan pada Kamis (18/4/2019) pagi.

Sedangkan, Jaenal meninggal pada Rabu (17/4/2019) sore, usai melakukan pengecekan yang tersebar di Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Sebelum menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Melania Kota Bogor, ia sempat pingsan di TPS 09.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya